“Meskipun tidak mudah, kondisi-kondisi tersebut telah memberikan pelajaran bagi semua pihak, termasuk SAI, dan dapat menjadi momentum untuk berbenah secara komprehensif, membangun tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta adaptif, dan di saat bersamaan tetap akuntabel dan berintegritas, sehingga lebih siap dalam menghadapi ancaman dan tantangan di masa depan,” tuturnya.
Karena itu Wapres mengharapkan KTT SAI20 yang diselenggarakan saat ini, dapat menyampaikan perspektif audit yang independen untuk membantu pemerintah merumuskan kebijakan pemulihan ekonomi secara berkelanjutan, pencapaian target SDGs, dan kesiapan menghadapi krisis di masa depan.
“Kedua, SAI merumuskan peran dalam mendukung masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mengatasi aneka tantangan global, khususnya terkait isu utama Presidensi G20 Indonesia, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan pembangunan ekonomi hijau, termasuk transisi energi yang adil dan terjangkau,” ungkapnya.
Wapres juga meminta agar pengalaman krisis di masa lampau yang telah mencatat peran krusial para auditor bagi pemimpin negara dalam mengambil keputusan di masa-masa sulit, dapat menjadi pelajaran penting dalam upaya menghadapi krisis sekarang ini.
Wapres berharap komunike yang akan dihasilkan dari KTT ini dapat mencakup ketiga hal tersebut, selain juga meningkatkan kerjasama dan kapasitas SAI.
“Komunike ini nantinya juga dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyiapan deklarasi Pemimpin G20 di Bali pada November 2022 yang akan datang,” pungkasnya.
Diketahui, sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menginisiasi pembentukan Supreme Audit Institution 20 (SAI20 Summit) atau Lembaga Audit Negara-Negara G20. (setwapres/PaluEkspres)