Sebenarnya Tugas Dosen Itu Apa Ya?

  • Whatsapp
Sebenarnya Tugas Dosen Itu Apa Ya? Foto: Istimewa

Kepada soal urgensinya undang-undang ini dirancang, tidak banyak silang debat. Hal yang disoal ramai adalah filosofi yang terurai dalam naskah akademik dan pasal-pasalnya. Misalnya, tentang hilangnya narasi iman dan taqwa sebagai penciri bangunan pendidikan kita. Gambaran esensial yang diderivasi dari sila pertama Pancasila kita.

Soal yang juga mendapat sorotan tajam adalah tunjangan kesejahteraan guru yang khawatir hilang. Menteri yang tampil sebagai pembicara kunci, meyakinkan bahwa hal itu tidak terjadi. Persoalannya, tidak ada jaminan tertulis dalam pasal-pasal yang dapat memberikan garansi.

Persoalan mendasar lainnya yang cukup penting adalah soal digitalisasi dunia pendidikan. Perkuliahan sudah sangat situasional. Off line, on line atau hibrid. Adaptasi dan antisipasi perkembangan teknologi digital ini belum mendapat rumusan yang memadai dalam rancangan undang undang Sisdiknas kali ini. Itulah sedikit permasalahan yang digubris para cerdik pandai ini di forum nasional tersebut.

****

Saya yang mendapat giliran bicara sesaat, tidak masuk kepada urusan mikro pasal per pasal. Saya meminta peserta merenung tentang beberapa kegelisahan saya, terutama pada sepuluh atau dua puluh tahun terakhir. Pertama, soal research university. Sandingannya, learning university. Saya bertanya singkat. Dosen atau guru itu, disebut pendidik, pengajar atau peneliti..?

Patut diakui bahwa temuan temuan besar, lahir dari dunia universitas. Di universitas pula, bercokol para profesor dan filusuf. Di sana, dimulainya tradisi laboratorium. Dan, di sekitar para guru besar ini, lahir generasi terdidik. Tapi, jumlah muridnya tidak banyak. Bahkan, terlihat hanya punya satu murid. Karena itu, kita bisa mengurai nasabnya. Si A punya murid B. Si B punya murid C, dan seterusnya dan sebaliknya.

Aristoteles sebagai contoh, adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi guru Iskandar Agung. Ia menjadi murid dari Plato ketika berada di Athena. Aristoteles belajar dari Plato selama 20 tahun. Semasa hidupnya, ia menulis tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu fisika, politik, etika, biologi dan psikologi. Kalau beliau ini berstatus dosen seperti sekarang, saya membayangkan bagaimana Aristoteles membagi waktu. Antara mengajar di kelas, praktek di laboratorium dan meneliti di lapangan.

*****

Pos terkait