Oleh Muhd Nur Sangadji
“We Share Because We Care“. Jumat sore (06Jumat sore (06/01/2023) saya jumpa seorang ibu sedang istirahat. Persis di depan kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah di Palu. Dia berkeliling kota untuk menjajakan jualannya.
Baca juga : Nur Sangadji: Majunya Sulteng Ditentukan Untad
Saya menanyakan, berapa harga satu bantal tidur? Jawab beliau, 35 ribu rupiah. Lalu, sambungnya lagi. Bila Bapak mau ambil 3 buah harganya 100 ribu rupiah. Saya ambil tiga tapi saya tetap bayar 105 ribu rupiah. Seketika dia menyela. Terima kasih. Bapak telah menyumbangkan lima ribu rupiah untuk saya. Saya pikir. Bagus juga matematika Ibu ini.
Baca juga : Aset Tadulako Yang Melapuk
Tiba-tiba terlintas fikiran untuk ambil gambar bersamanya sebagai kenangan. Maka, jadilah sebuah potret menarik. Saat mengambil gambar, saya ingin memastikan. Apakah betul, bantal bantal ini buatan masyarakat Desa Dalaka pantai barat Kabupaten Donggala? Ternyata, benar.
Baca juga : Dampak Lingkungan Terhadap Proyek
Desa ini punya kenangan khusus sebagai desa pertama yang saya kunjungi di Sulawesi Tengah pada tahun 1982. Kala itu, saya menemani pamanku Hasan Sangadji berceramah di sini. Paman sedang menjalankan misi khusus Departemen Penerangan dari desa ke desa. Inilah desa yang dipenuhi pohon kapuk. Dan, masyarakatnya adalah pengrajin bantal dan kasur yang bahan baku esensialnya adalah buah kapuk. Buah kapuk ini diolah membentuk serat, menyerupai kapas.
Baca juga : Mengapa Dosen Harus Memanjangkan Gelar?
Memang, saya sering memaksa diri membeli jajanan penjual dari kaum marjinal. Saya bilang di sebuah tulisan saya terdahulu. Carilah alasan untuk membeli. Terpaksa sekalipun. Sebab, anak dan isteri atau suaminya menunggu rezeki dari usaha sederhananya. Dan syukurlah, Tuhan menjadikan kita sebagai sumber rezeki mereka. Hal lain, mengapa kita harus membeli ? Agar, mereka tidak terjebak pada perbuatan tercela, meminta minta.
Baca juga : Kenaikan BBM dan Ancaman Negara Gagal
Dengan senang hati ibu itu mau berfoto bersama. Lalu, ada dua pertanyaan, tiba tiba meluncur dari mulutnya. Pertama, meminta foto ini dikirim ke keluarganya di Desa Dalaka. Kedua, beliau bertanya apakah saya mau mencalonkan diri jadi Bupati atau Anggota Dewan..?