Puluhan Guru Madrasah di Parimo Ikut Pelatihan Kompetensi

  • Whatsapp

PARIMO, PE – Sedikitnya 40 guru madrasah di wilayah Parigi Moutong mengikuti pelatihan kompetensi.

Diklat untuk peningkatan kapasitas guru ini merupakan salah satu agenda Balai Diklat Keagamaan Makassar yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Kemenag Parimo.

Bacaan Lainnya

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar Musarrafah Amin. Ia didampingi PLH KaKanKemenag Parimo H Sukri L Yunde, Kasi Pendis Sudirman Tjora.

“Diklat di Wilayah Kerja (DDKK) adalah salah program dari Balai Diklat untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di semua wilayah yang menjadi cakupan kerja kami, kata Musarrafah, saat memberi sambutan, Senin (13/3), di Madrasah Aliyah Alkhairaat Parigi.

Kegiatan tersebut kata Musarrafah bersifat wajib, mengingat setiap ASN harus mengikuti 80 jam pedidikan dan pelatihan pada setiap tahunnya.

“DDWK ini juga untuk menjawab usulan dari daerah-daerah yang menginginkan peningkatan kualitas dan kuantitas dari Pegawainya, tambahnya.

Karena banyaknya jumlah ASN, tidak semua bisa diberikan Pendidikan dan Pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Makassar. Makanya pihaknya melakukan kegiatan di daerah-daerah.

Melalui kegiatan kegiatan Diklat tentang Penilain Pembelajaran Pada Guru Madrasah ini, Musarrafah berharap para guru dapat menguasai metode pengembangan penilaian pembelajaran sesuai bidangnya masing-masing.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk merubah pola pikir guru dalam hal mengimplementasikan praktek pendidikan di lapangan secara baik dan profesional, bukan hanya menjadi bahan pelengkap karena kebutuhan admistrasi semata.

Sementara itu, Plt KaKanKemenag Parimo Sukri L Yunde, dalam arahannya kembali menegaskan bahwa tujuan dilaksanakannya DDWK ini, untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan guru pada proses pembelajaran.

“Saya berharap setelah mengikuti kegiatan ini kiranya ada nilai tambah bagi peserta, dalam upaya meletakkan profesionalisme sebagai asas dalam berkerja secara konsisten,” kata Sukri.

ASN kata dia, tidak cukup hanya berbekal pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya, namun lebih yang paling penting adalah etos kerja yang bercirikan kedisiplinan dan koordinatif yang dilakukan dalam tugas keseharian sebagai seorang guru.

Pos terkait