Antara Media Cetak Dan Media Online

  • Whatsapp
Cendikiawan yang tak Pernah Menyerah Menuntut Ilmu
Cendikiawan yang tak Pernah Menyerah Menuntut Ilmu. Penulis H Syamsu Nur, Komisaris Fajar Indonesia Coorporation (FIC)/ Foto: Istimewa

Catatan : Syamsu Nur

Di Universitas Hasanuddin, pada 11 Januari lalu, Erniwati, mengikuti ujian desertasi Doktor. Di aula Prof Syukur Abdullah lantai 3 Fisip Unhas, Erni, telah mempertahankan desertasinya dengan judul” Disrupsi Media Baru terhadap Media Arus Utama”.

Dr Erni berhasil lulus dengan hasil “sangat memuaskan”. Erni telah melakukan penelitian di dua media utama di Makassar, Fajar dan Tribun Timur. Di kedua media itu ditemukan data telah terjadinya penurunan jumlah oplah dan koran tersebut.

Di balik itu, di kedua media yang juga mengembangkan media online, melakukan konvergensi media. Hasilnya, media online telah menunjukkan jumlah pembaca yang semakin meningkat. Di hadapan para penguji, Erni menjawab beberapa pertanyaan pofessor dan doktor dosen ilmu sosial dan komunikasi Unhas, termasuk penguji eksternal sebagai pemilik Media, Dahlan Iskan. Erni memberi beberapa alasan, bahwa ada beberapa kesulitan yang dialami media cetak yang menyebabkan kemundurannya. Pertama, kebiasaan masyarakat memperoleh informasi, kecepatan informasi, dan ilustrasi gambar bergerak lebih unggul di media online dibanding media cetak.

Ketiga, interaksi, informasi timbal balik, hak jawab di media on line lebih praktis dilakukan dibanding media cetak. Keempat, biaya produksi media cetak lebih mahal karena memerlukan biaya kertas dan bahan baku kimia yang juga semakin meningkat harganya.

Kelima, suatu kelebihan media cetak adalah di tingkat kepercayaan atas kebenaran informasi masih tinggi. Boleh dikata di media cetak tidak ditemukan informasi “hoax” karena di media cetak agak ketat pengawasan terhadap ketentuan kode etiik jurnalistik. Di Media on line, boleh dikata berita hoax selalu saja muncul yang sering dipertanyakan kebenaran informasinya. Dengan demikian ada pendapat bahwa media cetak tak akan mati.

Namun, menurut Dahlan Iskan, hasil Survey yang dilakukan SPS tahun lalu, kepercayaan terhadap media cetak juga sudah menunjukkan angka penurunan.
Beberapa bukti juga menunjukkan sudah ada beberapa media cetak tidak terbit lagi dan beralih ke media on line.
Dengan demikian kalau kepercayaan masyarakat ke media cetak, juga sudah berkurang, sudah hilanglah yang bisa dibanggakan. Kalau survey ini benar, maka semakin sulit lah kita bisa percaya bahwa media cetak bisa bangkit kembali. ***

Pos terkait