Menurut Wapres, “Kita sebagai bangsa telah melakukan ikhtiar dhahiriyah untuk menjaga dan menguatkan bangsa dan negara. Namun sebagai orang beriman, kita juga sangat sadar bahwa upaya dan ikhtiar tersebut tidak akan banyak artinya tanpa kehendak Allah SWT. Dalam bahasa santri sering dinyatakan, ana urid, anta turid, wallahu yaf’alu ma yurid, masya Allah kan wama lam yasya’ lam yakun.
Saya bisa merencanakan sesuatu, anda pun boleh merencanakan sesuatu, tapi yang berlaku adalah apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.”
Mengetuk Pintu Langit hingga terkabulnya doa dengan berdoa dan berdzikir
Oleh sebab itu, kata Wapres, acara ini merupakan upaya bathiniyah atau upaya “mengetuk pintu langit” agar menjadi sababiyah diturunkannya pertolongan Allah SWT.
“Sehingga apa yang kita ikhtiarkan tersebut dapat segera terwujud. Tentu saja hal ini harus disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh melalui mujahadah seperti disebutkan dalam Al-Qura’n Al-Ankabut 69, “walladzina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana”. “
“Mudah-mudahan zikir dan doa yang kita lantunkan diterima dan diijabah oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai apa yang kita kerjakan,” doa wapres dalam sambutannya.
Berdoa dan Berdzikir pada Acara Haul
Pada waktu yang sama diselenggarakan juga kegiatan haul, yaitu peringatan atas wafatnya seseorang untuk mendoakan, mengingat, mempelajari dan meneladani perilaku baik dari orang tersebut semasa hidupnya.
Wapres mengatakan Rasulullah SAW setiap tahun hadir di Uhud untuk mendoakan para syuhada Uhud dan mengingatkan peristiwa Uhud kepada para sahabat lain yang masih hidup.
“Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tersebut menjadi dalil bagi umat Islam untuk melakukan hal yang sama kepada figur dan tokoh tertentu yang dipandang mempunyai peran besar, khususnya dalam penyebaran risalah Islamiyah,” ujar KH Ma’ruf Amin tentang berdoa dan berdzikir pada Acara Haul kali ini.
Di acara ini dibacakan manaqib atau sejarah singkat Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Diharapkan kita semua dapat memetik hikmah dan ‘ibrah dari manaqib tersebut, dan kemudian menjadi panduan dalam kehidupan keseharian.
Di antara isi manaqib tersebut ada satu kutipan nasihat dari Syaikh yang penting kita aktualkan dalam kehidupan saat ini: