Oleh H Sofyan Farid Lembah
Ada Cinta di Kota Tua Ampana. Melewati jembatan panjang dekat desa Marowo berarti kota Ampana ibukota kabupaten Tojo Una Una sudah di depan mata. Kerinduan berjumpa pegiat sosial sudah tak terbendung. Maklum pasca purna tugas di Ombudsman hampir setahun tidak lagi menjejakkan kaki di kota tua ini.
Terbayang berjumpa banyak relasi yang tak pernah putus mendiskusikan bagaimana membangun kawasan pesisir nan elok ini. Lebih 20 tahun lalu, bersama sama aktivis organisasi masyarakat sipil kami berjuang menyusun Tata Kelola Kawasan Kepulauan Togean baik sebagai kawasan Lindung Laut Kepulauan maupun sebagai Kawasan Pengembangan Ecotourism Togean yang kemudian menjadi salah satu destinasi wisata dunia.
Kini ada tugas baru, diberi kesempatan membangun kembali jaringan partisipasi masyarakat untuk sebuah pesta demokrasi tahun depan. Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Tojo Una Una berharap banyak kehadiran dan sedikit harapan untuk sekali lagi bisa berkontribusi meramu pengalaman dalam community based development pada program ini.
Mengenalkan PENTAHELIX dalam kolaborasi partisipasi elemen masyarakat menjadi salah satu alat yang diperkenalkan kepada maayarakat Ampana untuk membangun jejaring partisipasi itu.
Ampana memang unik. Ada elemen masyarakat Suku Ta dihadirkan, ada organisasi mahasiswa, hadirnya RT-RW se kota Ampana dan yang paling hebat adalah dihadirkan perwakilan anak dari siswa SMK. Ini tidak biasa. Khusus perwakilan anak, saya bangga karena hampir puluhan tahun akhirnya buah dari upaya menghadirkan anak dalam setiap pengambilan kebijakan benar benar sudah menjadi bahagian prioritas. Maklum saya sering sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak dan Anggota Komisi Nasional Perlindungan Anak sering pula bolak balik di kota ini melakukan advokasi sosial.
Selama dua hari di tengah menjalankan puasa ibadah Ramadan kami mendiskusikan bagaimana menjalankan PENTAHELIX dalam antisipasi kerawanan Pemilu dan Pilkada. Topik pelanggaran Netralitas ASN, keterlibatan Kepala dan Aparat Desa, serangan BANSOS Partai Politik hingga kecurangan perhitungan suara hingga mengefektifkan peranan pengawas kecamatan dan desa menjadi topik topik hangat.
Antusias peserta untuk mau mengambil peran dalam partisipasi aktif membantu pasukan pengawas di BAWASLU adalah poin penting yang menjadi goal pertemuan kali ini. Memperbaiki kualitas penyelenggaraan pemilu dan pilkada adalah sebuah kebutuhan bersama. Tentu yang paling diharapkan adalah tahun 2024 nanti, kabupaten ini bisa benar benar melahirkan para wakil rakyat dan pimpinan daerah yang benar benar mempunyai keberpihakkan kepada masyarakat. Paling tidak banyak kekecewaan selama ini bisa terobati, dengan hadirnya kejujuran dan keberpihakkan untuk sebenar benarnya bisa membangun kabupaten pesisir kaya raya ini. Sedikit utopis tapi paling tidak kesadaran terbangun di masyarakat soal pentingnya sebuah partisipasi.
Saat berbuka menyantap kue Katrisele panas dan kue Tetu khas chef Anie salah satu staf Bawaslu yang kemudian ditutup santapan bakso Beranak panas dan pedas made in Karim ketua Panwascam melengkapi kerinduan itu. Allahuma lakasumtu, wa bika amantu. Wa ala rizqiqa aftortu, birohmatika yaa arhamar rahimiin. Ampana, 10-11 April 2023
(Penulis adalah Social Worker)