Jokowi Ingin Palangkaraya Jadi Ibu Kota Negara, Apa Masyarakat Sudah Siap?

  • Whatsapp

JAKARTA, PE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan menjadikan Palangkara, Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai ibu kota negara Indonesia, menggantikan Jakarta yang penduduknya sudah padat.

Pengamat Budaya Perkotaan dari Universitas Indonesia (UI) Yophie Septiady menuturkan, sebelum rencana itu akan direalisasikan, Presiden Jokowi harus memertanyakan terlebih dahulu kepada pejabat dan PNS pemerintahan apakah mereka siap untuk hijrah ke Kalteng.

Bacaan Lainnya

“Ya wacana gak apa-apa, tapi apakah orang yang di Jakarta mau di bedol ke Kalimantan Tengah. Permasalahannnya itu,” ujar Yophie kepada JawaPos.com, Kamis (16/3).

Begitu juga dengan masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya Kota Palangkaraya, apakah mereka sudah siap menjadi warga ibu kota seperti Jakarta.

Pasalnya, jika sudah menjadi ibu kota orang-orang dari seluruh Indonesia akan hijrah ke kota itu untuk mencari nafkah. “Nah siap gak mereka menjadi ibu kota yang padat, dengan berbagai karakter budaya orang. Kalau mereka tidak bisa menerima akan berbahaya,” katanya.

Lebih jauh Yophie mengatakan, apabila Kalimantan Tengah tidak siap menerima perubahan itu, maka nasibnya akan seperti penduduk asli Jakarta. Mereka perlahan-lahan akan tergusur ke pinggiran kota. Lebih ekstrem lagi mereka bakal termarjinalkan.

“Nanti tergusur terus akhirnya muncul kelompok etnik-enik tertentu misalnya kelompok etnik Ambon. Tempat kampung Jawa,” terangnya.

“Artinya jika sudah menjadi ibu kota, maka terjadi perebutan-perebutan kekuasaan etnis. Sehingga nanti memunculkan usaha berdasarkan etnis, di Pasar Senen perdagangan orang Batak, di Tanah Abang misalnya perdagangan orang Minang,” tambahnya.

Oleh sebab itu, apabila wacananya itu nantinya terlaksana masyakat Kalimantan Tengah harus memersiapkan diri sejak dini. Karena ibu kota negara bakal memiliki segudang permasalahan dan dinamika gaya hidup. Masalah itu mau tak mau harus dihadapi oleh masyarakat Kalimantan Tengah.

“Orang Kalimantan siap enggak kedatangan orang Sumatera, kedatangan dari suku lain. Karena kota berkembang itu munculnya macam-macam, perubahan gaya hidup. Siap gak Kalimantan,” pungkasnya.

Pos terkait