Saya merenung dalam kesedihan. Bukankah, kalau harga beras di tingkat petani naik, itu bagus bagi picuan produksi. Bukankah selama ini nasib petani kita seperti sapi perah ? Membanting tulang menyiapkan pangan untuk kita, tapi menderita dalam perolehan imbalan harga ? Karena itu, nilai tukarnya (NTP) selalu rendah ?
Pemerintah tentu akan berfikir menyeluruh. Karena selain memperhatikan kesejahteraan petani sebagai produsen, juga daya beli masyarakat sebagai konsumen. Namun dalam fakta, kebijakan terkadang tidak seimbang.
Misalnya, kebijakan “Floor and Ceiling Price”, harga bawah dan atas pada gabah petani. Dikontrol ketat. Sementara harga Saprodi, bibit, pupuk, pestisida. Dan atau, harga alsinta yang tidak punya batas atas bawahnya. Membuat petani tercekik. Tidak boleh jual harga gabah mahal. Tapi, dipaksa membeli sarana produksi yang harganya naiknya semaunya. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan jebakan tengkulak. Jadi, kita butuh kehadiran pemerintah secara adil untuk semua secara konsisten. Tanpa itu, semuanya sia-sia. Sayaaang sekali. ***