Palu, PaluEkspres.com – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (KOJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah sampai dengan triwulan III 2023 tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
“Perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah sampai September tumbuh positif seiring kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan,” kata Kepala OJK Provinsi Sulteng, Triyono Rahardjo, Rabu (15/11/2023).
Pada periode triwulan III 2023 kata Triyono, seluruh indikator masih menujukkan pertumbuhan positif secara year-on-year dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp62,15 triliun (5,36 persen yoy), penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp31,41 triliun (4,32 persen yoy), dan penyaluran kredit sebesar Rp46,05 triliun (10,01 persen yoy) dengan kualitas non-performing loan yang tetap terjaga di angka 1,87 persen.
Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan, nilai aset tercatat sebesar Rp2,88 triliun (13,39 persen yoy) dan pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif tumbuh sebesar 17,27 persen yoy menjadi Rp2,58 triliun. Melihat pertumbuhan pembiayaan syariah yang mencapai double digit, KOJK Sulteng juga terus mendorong masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan pembiayaan syariah namun juga memanfaatkan produk simpanan bank syariah agar dana pihak ketiga perbankan syariah dapat bertumbuh lebih optimal.
Komitmen perbankan untuk terus mendorong UMKM diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM sampai dengan September 2023 sebesar Rp15,38 triliun atau tumbuh 14,09 persen yoy dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 3,10 persen atau masih di bawah threshold 5 persen.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank
Perkembangan IKNB di Sulawesi Tengah posisi September 2023 juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp5,95 triliun meningkat 14,82 persen yoy dengan Non-Performing Financing yang masih terjaga di angka 2,35 persen.