Sebelum berangkat pemandu wisata melakukan briefing kepada kami, mengingatkan untuk sejumlah hal yang menurut saya sangat reme- teme dan tak perlu, tapi karena menyangkut soal habit kita bangsa melayu ini, terpaksa harus disampaikan.
Pemandu wisata itu bilang begini, kalau kita tiba di Singapore, dimohon bapak-bapak dan ibu-ibu jangan merokok di sembarang tempat. Juga jangan buang sampah sembarangan, apalagi membuang permen karet seenaknya, patuhi aturan lalulintas.
Saya berbisik ke seorang kawan, peringatan ini sangat merendahkan kita, karena diasumsikan kita ini bangsa ini suka melanggar dan tak patuh pada aturan.
Semua kebiasaan buruk itu sudah tak dilakukan oleh warga Singapore, tapi kita masih melakukannya, maka terpaksa hal yang remeh teme itu harus diingatkan.
Dan herannya, semua anak bangsa yang pelesir di Kota Singa itu, tak satupun yang berani melanggar aturan negeri yang sangat ketat dan tegas menegakkan aturan.
Walau puntung rokok sekalipun, saya perhatikan, kawan-kawan tak berani buang sembarangan. Itu artinya, ketegasan itu berkorelasi positif dengan lahirnya sikap kepatuhan. Inilah barangkali yang dimaksud oleh Mahatma Gandhi, satu ons praktek jauh lebih berharga dibandingkan satu ton teori.
Penulis adalah praktisi komunikasi massa