PALU EKSPRES, TOLITOLI – Sejumlah aktivis mempertanyakan defisit APBD Tolitoli di belanja Dana Alokasi Umum (DAU) tahun anggaran 2016, yang jumlahnya sangat fantastis, yakni Rp34 miliar.
“Defisitnya DAU yang nilainya cukup besar itu harus dipertanyakan karena DAU setiap tahunnya sudah jelas pos anggarannya, kenapa justru di akhir tahun ternyata terjadi defisit yang nilainya cukup fantastik,” kata Ketua Aliansi Indonesia Kabupaten Tolitoli, Hendrik Lamo belum lama ini kepada Palu Ekspres.
Ia menjelaskan dampak dari defisit DAU 2016 ini, sejumlah proyek yang telah selesai dilaksanakan oleh pihak ketiga, sampai saat ini belum terbayarkan.
“Dampak dari defisit sejumlah kontraktor yang sudah selesai melaksanakan pekerjaannya tahun lalu sampai saat ini belum terbayarkan,” jelas Hendrik.
Sementara Kepala Badan Keuangan ( BKD) Tolitoli, Asrul Bantilan dikonfirmasi Palu Ekspres membenarkan jika terjadi defisit pada tahun lalu mencapai Rp30 miliar lebih. Bahkan menurutnya, bukan hanya terjadi pada DAU, DAK juga terjadi defisit mencapai Rp 50 militer lebih.
“Iya, memang benar terjadi defisit di DAU dengan DAK tahun 2016, alasannya karena belum tercapainya target pendapatan, sementara untuk defisit DAK karena tidak ditransfer anggaran dari Kementerian Keuangan pada triwulan III dan IV,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk defisit DAU, pihaknya telah melakukan penjabaran APBD 2017, karena kalau tidak dilakukan penjabaran, pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh pihak ketiga pada tahun lalu tidak akan terbayar.
“Solusinya, melakukan penjabaran APBD 2017, untuk melunasi pembayaran pekerjaan tahun lalu yang sudah selesai dilaksanakan oleh pihak ketiga,” ujarnya.
Sementara untuk Dana Alokasi Khusus ( DAK) tahun lalu yang belum ditransfer dari Kementerian Keuangan, pihaknya masih tetap berupaya dan menunggu, karena hasil konsultasi di pusat, akan diusahakan pada pembahasan APBN Perubahan.
“Kami sudah konsultasi di Pusat, dan dijanji akan diupayakan pada pembahasan APBN Perubahan 2017,” kata mantan Kadis Pendapatan ini.
(Mg6/Palu Ekspres)