Ramadan Momentum Strategis Evaulasi Diri

  • Whatsapp

Oleh: Gubernur Sulteng, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si.

BULAN Ramadan adalah momentum yang sangat strategis untuk mengevaluasi diri, terkait sejauh mana kita beribadah kepada Allah SWT, juga muamalah kepada sesama hamba Allah SWT.

Bacaan Lainnya

Apalagi di bulan Ramadan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal soleh, sebab pahala atas amalan yang dikerjakan, akan dilipatgandakan di sisi Allah SWT. Karena itu, di antara nikmat-nikmat Allah SWT, yang diberikan kepada para hamba-Nya, adalah ketika kita masih diberikan kemampuan beribadah kepada Allah, dalam kondisi yang sehat walafiat, khususnya di bulan Ramadan.

Olehnya, orang yang beriman pasti sangat gembira dengan datangnya bulan Ramadan, tidak ada kegembiraan paling besar, selain datangnya bulan Ramadan, yang penuh berkah, rahmat dan ampunan.

Seruan berpuasa, sebagaimana diperintahkan di dalam QS Albaqarah, sesungguhnya memiliki makna, bahwa kewajiban berpuasa hanya dikhususkan bagi orang-orang yang beriman, dengan tujuan agar bertakwa kepada Allah. Hal ini menjadi spirit tersendiri bagi umat Islam, untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Puasa yang dilaksanakan dengan landasan yang ikhlas, hanya karena Allah SWT selama sebulan penuh, akan mendapat ridha dari Allah, seperti dalam bentuk menjadikan jasmani seorang hamba menjadi lebih sehat, dan nuraninya mampu meredam gejolak-gejolak syahwat.

Selain itu, puasa di bulan Ramadan, sangat efektif pula untuk membentuk rasa empati, mau berbagi, menolong, dan meringankan beban kesusahan-kesusahan orang lain yang kurang beruntung.

Puasa Ramadan juga mengandung nilai-nilai pembelajaran positif, yang bisa melahirkan pribadi-pribadi insani, yang memiliki kesabaran, kepedulian sosial, dan jiwa mensyukuri, atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Jika nilai-nilai ini, mampu diserap dan diejawantahkan di kehidupan masyarakat, maka saya percaya, Insya Allah kita dapat mewujudkan pembangunan Sulteng yang maju mandiri dan berdaya saing, yang pada gilirannya akan berkontirbusi, mewujudkan negara yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafuur, yaitu negara yang di dalamnya terdapat kedamaian ketentaraman, dan kesejahteraan.

Pos terkait