PALU EKSPRES, MAKKAH – Penyakit lama, yakni masalah konsumsi dan pemondokan, ternyata masih juga dialami jemaah haji Indonesia di tanah suci. Kabar tidak sedap mengenai kondisi itu kali ini menimpa jemaah asal DKI Jakarta.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menyampaikan, jemaah asal DKI Jakarta mengeluhkan kurangnya jatah makan. Keluhan itu diterimanya saat meninjau pemondokan jemaah Jakarta di Makkah, Arab Saudi, Senin (29/8).
“Jemaah haji asal DKI Jakarta hanya diberi makan dua kali sehari. Harusnya kan mereka makan tiga kali sehari karena butuh banyak energi juga,” kata Prasetyo lewat sambungan telepon, Selasa (29/8).
Yang lebih parah lagi, lanjut dia, jemaah melaporkan hanya diberi makan untuk 12 hari. Padahal, mereka berada di tanah suci selama 39 hari.
“Yang 27 hari masak sendiri, nyari sendiri atau masak mi instan terus,” beber politikus PDIP.
Selain makanan, kata Prasetyo, jemaah juga banyak yang mengeluhkan soal jarak antara pemondokan dengan Masjidil Haram.
“Jadi jemaah yang beresiko tinggi, karena jarak yang jauh, sementara suplai makanan mereka bisa dibilang kurang. Makanan gizinya kurang bagus. Tidak memadai. Harusnya ada tambahan vitamin, gizi dan lain-lain,” katanya.
Untuk itu, Prasetyo mengatakan, dirinya akan melakukan evaluasi dengan penanggung jawab jemaah haji dan Pemprov DKI Jakarta.
“Jadi memang di DKI ini kami akan melakukan evaluasi. Ada 8.000 orang jemaah asal DKI Jakarta. Ini untuk ke depan agar jemaah bisa menjalankan ibadah dengan aman, tenang dan lancar,” kata Prasetyo.
(dil/jpnn)