Semakin kecil penghasilan rata-rata mereka dalam setahun, semakin besar subsidi yang akan diberikan oleh pemerintah.
Sebaliknya, semakin besar penghasilan mereka, semakin kecil subsidi yang akan diberikan pemerintah.
”Setiap penambahan penghasilan sebesar Rp 100 ribu, maka subsidi dikurangi Rp 200 ribu,” kata Eko.
BP2BT merupakan program kerjasama antara Kementerian PUPR dengan Bank Dunia melalui Program National Affordable Housing Program (NAHP). NAHP terdiri dari tiga komponen.
Yakni BP2BT dengan pinjaman USD 215 juta, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dengan pinjaman USD 215 juta, dan bantuan teknis dengan pinjaman USD 20 juta.
Lana menuturkan, program BP2BT akan memberi bantuan pada 125 ribu unit hingga 2020. Sejauh ini, sudah ada lima bank yang bergabung untuk menjadi bank pelaksana.
Yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (Bank Artha Graha), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), PT Bank Bembangunan Daerah Jawa Tengah (BPD Jateng).
(and)