PALU EKSPRES, PALU – Badan Kerjasama Wanita Islam (Bakeswi) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sulteng menggelar maulid Nabi Muhammad bersama, Selasa 12 Desember 2017.
Peringatan Maulid yang dirangkai Hari Ibu ke 89 itu digelar di Sekretariat Bakeswi) Sulteng, Jalan Kelinci Palu.
Peringatan itu juga terangkai sejumlah kegiatan bhakti sosial. Diantaranya sunatan massal gratis terhadap 111 anak, santunan kepada 25 orang lansia. Serta santunan pendidikan kepada 50 anak. Kesemua ditujukan bagi keluarga dhuafa.
Gubernur Sulteng melalui Asisten administrasi pemerintahan, hukum dan politik Faisal Mang dalam sambutannya , peringatan maulid nabi merupakan wujud rasa cinta kepada Nabi Muhammad. Selain ajang mengasah rasa sosial kita kepada saudara sesama yang kurang mampu.
Nabi Muhammad SAW menurutnya adalah utusan Allah yang membawa kepada jalan keselamatan dunia dan akhirat. Karenanya Faisal menyeru, agar umatnya dapat terus meneladani pribadi rasulullah. Terlebih dalam hal berbagi terhadap sesama.
Ia pun menekankan agar dalam peringatan Maulid Nabi, semua yang hadir dalam acara itu dapat mengevaluasi diri. Yaitu dengan mengukur seberapa banyak pribadi Nabi yang sudah kita contoh dalam keseharian kita.
“Acara ini sangat penting, merajut kebersamaan dalam menjalani kehidupan. Saya mengajak kita dapat meneladani segala aspek kehidupan nabi, yang sejak kecil dihidupkan kembali, yaitu mau berbagi kepada yang kurang beruntung. Saya juga mengajak Kita sebagai umat muslim, senantiasa mendoakan saudara kita di Palestina agar mendapat perlindungan Allah SWT” Tutur Faisal Mang.
Ketua Bakeswi Sulteng Zalzulmida A Djanggola, mengajak segenap anggota Bakeswi agar peringatan maulid dijadikan momentum istimewa dalam meneguhkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Dan sebagai wanita khususnya dapat selalu mengedepankan kebersamaan ukhuwah islamiyah dan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta menyerukan peran aktif perempuan di bidang pembangunan.
Zalsulmida merasa bangga karena perempuan Bakeswi yang bekerjasama dengan Baznas dapat melaksanakan program yang memiliki imbas langsung terhadap masyarakat kurang mampu, dengan bhakti sosial.
“Jadikan Peringatan Maulid sebagai cinta dan teladan kita terhadap Nabi Muhammad. Dan sebagai perempuan kiranya mampu berperan aktif di segala kehidupan masyarakat, bidang keagamaan, ekonomi, pendidikan. Dan dapat berperan dalam keluarga. Serta melalui organisasi perempuan, dapat menjadi wadah silaturahmi dan berpandangan rasional berbudi luhur, memiliki kemampuan dan pengetahuan. Tanpa mengabaikan kodrat sebagai perempuan. Dan Alhamdulillah antusias masyarakat dalam sunat massal sangat banyak dan melebihi target” Kata Zalzulmida.
Ketua Baznas Sulteng, Dahlia Syuaib, menyatakan akan terus bekerjasama Bakeswi. Ia melaporkan telah menyalurkan santunan melalui Bakeswi kepada 31 orang lansia, khitanan massal, dan santunan pendidikan.
Bakeswi juga mendapat bantuan sebesar 25 juta rupiah dari Baznas guna rehabilitasi gedung serbaguna Bakeswi. Ia juga menyampaikan bahwa ini merupakan kewajiban bersama dalam mengentaskan kemiskinan. Saudara yang miskin diakibatkan, salah satunya karena pola pikir.
Maka ia menceritakan telah banyak siswa didik binaan Baznas dikirim ke pulau Jawa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dengan harapan pendidikan dapat merubah pola pikir dan meningkatkan ekonomi keluarganya.
KH. Habib Mukhsin Ali Al Habsy yang menyampaikan hikmah maulid, menerangkan bahwa nabi Muhammad sangat menghormati kedudukan seorang wanita. Menurutnya sangatlah tepat peringatan tersebut dirangkai dengan hari ibu.
Dalam penyampaiannya, Nabi Muhammad pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, siapakah orang yang paling dihormati di dunia ini. Nabi pun menjawab ibumu, kemudian sahabat bertanya siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab ibumu. Dan sahabat pun bertanya kembali. Dan jawaban masih tetap sama. Ibumu. Dan setelah tiga kali, Nabi baru mengatakan orang yang patut dihormati adalah Ayahmu.
Islam sangat menghormati seorang ibu (wanita) karena ia memiliki peran yang sangat sentral dalam sendi kehidupan keluarga, bangsa dan negara. Melalui peran seorang ibu lah, sebuah generasi akan ditentukan baik buruknya.
“Mari kita didik anak kita, pendidikan sangat menentukan di tangan ibu-ibu. Pemikir Lebanon mengatakan bahwa ibu merupakan sekolah pertama bagi anak, apabila kalian menyiapkan hal ini dengan baik maka kalian menyiapkan generasi terbaik” katanya.
(Humas)