PALU EKSPRES, PALU – Pemerintah sangat memerhatikan kepentingan perempuan di pengungsian. Pemerintah akan berusaha agar martabat perempuan senantiasa terjaga di kamp pengungsian.
Komitmen itu dikemukakan Asisten 1 Pemprov Sulteng Faizal Mang, pada malam puncak peringatan Hari Anti Kekerasan Perempuan di Sulawesi Tengah. Peringatan ini dipusatkan di Taman GOR Palu, Senin 10 Desember 2018.
Kampanye anti kekerasan berlangsung 16 hari sejak sejak tanggal 25 November hingga 10 Desember 2018. Tahun mengambil tema Perempuan Bergerak Pulihkan Sulteng.
Menurut Faizal Mang yang mewakili Gubernur Longki Djanggola, pentingnya membangun sistem kewaspadaan dan keamanan bagi perempuan. Khususnya di kamp pengungsian.
Kondisi pengungsian yang tidak aman berpotensi mengancam keselamatan pengungsi perempuan.
”Penerangan yang tidak layak, sanitasi terbatas, ketersediaan air terbatas, tenda yang tak berpintu, membuat mereka rentan,” ungkapnya.
Karena itu lanjutnya, alat-alat kecil yang sederhana seperti peluit dan senter hendaknya dibekali ke pengungsi perempuan supaya jadi instrumen pelindung diri mereka.
“Sebagai penanda agar masyarakat dalam lingkungan pengungsian itu dapat waspada dan membangun rasa aman bagi perempuan dan anak perempuan,” pungkasnya.
(kia/palu ekspres)