Untuk hal yang sederhana dan tidak sebanding. Tapi, sangat luar biasa untuk ukuran manusia biasa di tanah air. Dikisahkan pengalaman pribadi oleh Habib Sagaf. Satu ketika, sang cucu Guru Tua ini ditawari jadi anggota DPR pusat dari partai Golkar. Tapi beliau memilih tetap menjadi pendidik untuk Al Khairat. Sesuatu yang tergolong langka dan dirindukan oleh generasi, di tengah dahaga keteladanan. Mengelak untuk terima kedudukan dan fasilitas. Satu dari tiga godaan besar dunia yaitu tahta.
Dalam kiprahnya, guru tua sangat ramah, sabar dan mengayomi. Beliau juga memiliki tekad yang kuat dan pantang menyerah. Satu hal yang menjadi roh dari semua nilai yang dilakoninya adalah keihlasan.
Segalanya terbaca dari sajak yang beliau tulis di setiap kesempatan. Berhikmah pada waktu dan tempat kejadian serta peristiwa yang menyelumutinya.
Pesan terakhir dari Habib Sagaf Salim Al Djufri saat menutup acara haul. “Dalamilah syair yang beliau, Guru Tua tulis”. Kita akan tahu lebih dalam tentang sosoknya, kiprahnya, tantangan serta kegigihan memperjuangkannya. Itu, antara lain yang harus dilakukan hingga kita tiba pada haul berikut. Acara pun berakhir dan gerimis kian terasa. Kesejukan terus menyelimuti kepulangan para peziara. Selamat jalan. Sampai jumpa pada Haul 2020, Insya Allah, Amin yaa Rabb.***