Kelompok Marjinal Punya Hak Usul Rencana Pembangunan

  • Whatsapp
Musrenbang

PALU EKSPRES, PALU– Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan se Kota Palu baru saja usai. Forum usulan program pembangunan ini diakhiri dengan Musrenbang inklusi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu, Kamis 12 Maret 2020.

Ini kali ke empat Bappeda Palu menyelenggarakan Musrenbang inklusi. Forum khusus yang diberikan bagi masyarakat kelompok marjinal, rentan stigma dan diskriminasi. Difabel, waria dan kelompok marginal lainnya untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingannya.

Bacaan Lainnya

Kerap kali suara-suara kelompok ini tidak begitu didengar atau bahkan terabaikan oleh negara. Karenanya Musrenbangn inklusi dihadirkan sebagai wadah bagi kelompok ini untuk menyuarakan apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan mereka kepada Pemerintah Kota Palu.

Forum inipun sekaligus menjadi  sebuah upaya untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur perkotaan berkelanjutan dalam mendukung penguatan ekonomi kerakyatan menuju pertumbuhan ekonomi berkualitas.  Agar terwujud Palu sebagai kota jasa, berbudaya beradat yang tangguh bencana.

Wali Kota Palu Hidayat, tegas menyatakan forum ini merupakan salah satu upaya pemerintah Kota Palu untuk menjaring aspirasi dari kelompok masyarakat yang rentan tersebut.

Sebagaimana dikemukakan Asisten II Pemkot Palu, Deny S Taufan saat membuka kegiatan. Menurut Deny, kelompok marjinal juga memiliki hak untuk mengusulkan perencanaan pembangunan. Dimana hal tersebut katanya kerap terlupakan atau diabaikan.

Namun dia menyebut Musrenbang inklusi tingkat Kota Palu tentunya masih perlu pembenahan-pembenahan. Agar kedepan seluruh aspirasi kelompok masyarakat ini  bisa tersahuti dengan baik.

Menurutnya saat ini era digitalisasi yang berkembang secara pesat tak bisa diabaikan sebagai salah satu hal yang memudahkan berbagai aspek kehidupan.

“Termasuk memudahkan akses dalam pemberdayaan penyandang disabilitas dan kaum marjinal lainnya,”jelas Deny.

Dia menambahkan, perkembangan teknologi asistif tersebut mendukung aksesibilitas yang mengubah disabilitas menjadi inklusi.

Karena itu wadah musrembang inklusi ini, harusnya bisa menunjukkan kepedulian kepada  kelompok rentan tentang isu inklusi  yang dapat memfasilitasi interaksi orang-orang berkebutuhan khusus dan kaum marjinal lainnya.

Pos terkait