PALU EKSPRES, PALU- Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah mengusulkan tambahan anggaran dalam APBN 2020 sebesar Rp1,024 triliun, yang akan dialokasikan sebagai stimulus bagi nelayan di sektor perikanan tangkap dan budidaya yang terdampak pandemi COVID-19.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo mengatakan Sulteng akan menjadi salah satu prioritas anggaran stimulus tersebut karena memiliki potensi perikanan yang besar. Di antaranya memiliki 4 wilayah perairan perikanan, yaitu Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Tolo, dan Teluk Tomini.
“Kami mengajukan Rp1,024 triliun. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa terealisasi. Saya harap dan yakin dari angka itu, Sulteng akan menjadi salah satu prioritas dengan alasan memiliki potensi perikanan yang luar biasa,” kata Edhy Prabowo saat berkunjung ke Palu untuk melaunching ekspor perdana ikan tuna sirip kuning ke Jepang, Selasa (9/6/2020).
Ia menjelaskan anggaran stimulus tersebut diperuntukkan bagi masyarakat sektor perikanan yang terdampak pandemi COVID-19. Dana itu bertujuan untuk membangun sektor perikanan tangkap dan budidaya yang diberikan dalam bentuk program-program kegiatan kelompok.
“Itu bukan dana dibagi ke perorangan, tapi berupa kegiatan dalam kegiatan kelompok. Berupa program-program salah satunya padat karya, yang intinya menyerap lahan pekerjaan,” kata Edhy.
Selain dari APBN, Edhy mengungkapkan pihak Kementerian juga memiliki anggaran Badan Layanan Umum (BLU) keuangan mikro sebesar Rp1 triliun. Dana ini menurutnya belum dimanfaatkan secara maksimal sejak dulu. Anggaran tersebut diakuinya akan didorong secara maksimal ke daerah-daerah.
“Ini siapa yang rajin, siapa yang cepat dia yang akan dapat duluan. Makanya daerah yang bisa bergerak cepat ini bisa segera dimanfaatkan, tidak perlu agunan. Agunannya adalah kegiatan yang tentunya harus diverifikasi, dan bunganya 3 persen masih di bawah KUR. Saya yakin kalau dimanfaatkan, akan banyak membantu masyarakat apalagi yang terdampak pandemi,” ujarnya. (fit/palu ekspres)