Tidak Betah, Pengungsi di Manakarra, Mamuju, Tinggalkan Tenda Kemensos

  • Whatsapp
DITINGGALKAN - Pengungsi mengaku tidak betah tinggal di Tenda Kemensos karena ruangnya yang sempit dan panas, Selasa (19/1/2021). Foto: KIA/PE

PALU EKSPRES, MAMUJU – Ratusan pengungsi yang menempati tenda di dalam Stadion Manakarra, langsung meninggalkan tenda yang mereka tempati ketika Presiden Jokowi usai mengunjungi pengungsi Stadion Manakarra – Mamuju, Selasa (19/1/2021).

Menjelang kedatangan Presiden Jokowi di Mamuju – Sulbar, pengungsi yang mendirikan tenda di luar stadion diarahkan menempati tenda yang dibangun dengan rapi di dalam stadion. Saat Presiden selesai menyerangkan bantuan sembako, pengungsi pun berhamburan meninggalkan tenda. Mereka kembali menempati tenda di luar stadion yang mereka tempati sebelumnya. Walau demikian, ada sejumlah warga yang memilih bertahan dengan alasan tenda warna merah putih bermerek Kemensos RI itu, lebih baik dari tenda yang ditempati sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Ibu Aminah (45) mengaku memilih bertahan karena tendanya yang bersih dan rapi. Namun ia berharap suplai air tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama di pengungsian.

TIDAK BETAH – Nuralam sedang menjaga adiknya berusia 7 bulan di tenda. Ia mengaku tidak betah tinggal di dalam tenda stadion yang sempit dan gerah, Selasa (19/1/2021). Foto: kia/PE

Namun pengungsi lainnya bernama Arsyad (47), memilih meninggalkan tenda gratis tersebut. Air bersih kadang tidak ada membuat ia dan tiga anaknya kerepotan jika keluar stadion mencari air bersih. Menurut dia, tenda yang dibangun Kemensos RI itu memang bagus dan bersih. Namun, bagi pria yang bekerja sebagai buruh lepas itu, tinggal di tenda di luar stadion dirasakan lebih nyaman dan lapang untuk beraktivitas. ”Tadi pas Pak Presiden pulang saya pulang juga,” katanya ditemui di Stadion Manakarra, Selasa (19/1/2021).

Pengakuan lainnya disampaikan oleh Nuralam (21) ditemui di tendanya tak jauh dari pintu masuk stadion. Nuralam yang baru saja mengemasi barang dari tenda Kemensos ke tenda lamanya, mengaku suasana dalam tenda tidak cukup untuk menampung ia dan keluarga besarnya. Di dalam keluarganya ada 6 orang termasuk anak kecil yang harus diayun. Konstruksi tenda Kemensos kata dia tidak memungkinkan untuk membuat ayunan bagi bayinya yang berusia 7 bulan.

Di dalam tenda hawanya panas dan gerah membuatnya tidak tahan jika berlama-lama di dalam tenda sempit. Nuralam menyebut, banyak teman-temannya yang memilih meninggalkan tenda karena alasan yang sama.

Pemantauan Palu Ekpsres, sejumlah tenda besar yang bisa menampung ratusan orang tampak kosong. Beberapa di antaranya bahkan hanya digunakan oleh aparat TNI beristirahat. Sementara tenda Kemensos masih dihuni oleh beberapa pasangan keluarga dan anak-anak yang tampak bermain di atas rumput hijau. Total seluruhnya ada 17 tenda besar yang dibangun di dalam stadion. Di lapangan luas ini dibangun pula 22 WC darurat dan dua tandon air berkapasitas 2.000 liter.

Pos terkait