Aksi tolak tambang di Kecamatan Kasimbar kata dia, sudah dilakukan sejak tahun 2010 silam.
Orang-orang sebelumnya telah berjuang untuk mempertahankan lahan-lahan petanian mereka (Petani) dari dampak aktivias tambang tersebut.
“Tetapi ini semua tidak didengarkan oleh pemangku kepentingan di daerah ini. Saya membawa petisi, bahwa kami sudah pernah menyurat pada Kementerian ESDM,” ungkapnya.
Bahkan, kata dia pihaknya telah beberapa kali menyurat ke pemerintah daerah setempat maupun pemerintah provinsi, tujuanya agar tidak ada aktivitas pertabangan di wilayah Kecamatan Tinombo Selatan.
“Di sini Pak, ada sekitar 2000 hektare sawah akan rusak ketika aktivitas pertambangan hadir di Kecamatan Tinombo Selatan, Toribulu dan Kasimbar nah ini yang kami pertahankan,” ujarnya.
Karena itu dia berharap, kepada pihak terkait untuk tidak mengizinkan aktivitas pertambangan di wilayah mereka, agar tidak ada lagi Aldi lain yang menjadi korban di Parigi Moutong.
Sebelumnya, Pimpinan rombongan anggota komisi III DPR RI, Pangeran Khairul Saleh mengatakan, kunjungan spesifik dilakukan dalam rangka fungsi pengawasan terhadap kinerja aparat hukum di lapangan, terkait dengan aksi unjuk rasa yang berujung adanya salah satu warga meninggal dunia.