Morowali, PaluEkspres.com – Bus memuat rombongan jurnalis dalam kegiatan Media Tour PT. Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), secara perlahan memasuki gerbang kawasan PT. IMIP di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) sekitar pukul 16.30 Wita.
Selanjutnya bus bergerak menuju kantor manajemen PT. IMIP di dalam areal kawasan operasional, setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Bandara Morowali menuju lokasi tujuan.
Tiba di halaman kantor IMIP yang berjarak belasan meter dari pintu gerbang, bus yang memuat 17 pewarta dari media cetak, elektronik dan media online itu disambut dengan ramah oleh Direktur Komunikasi PT IMIP, Emilia Bassar beserta sejumlah karyawan yang ditugasi memberi pelayanan selama kegiatan Media Tour, Kamis (7/3/2024) hingga Jumat (8/3/2024).
Selanjutnya rombongan diarahkan memasuki ruang kantor manajemen IMIP untuk mengambil APD sebagai protap bagi pengunjung di kawasan operasional perusahaan yang diresmikan pada 2014 oleh Memperin Saleh Husin.
Usai masing-masing memperoleh APD, bus kembali bergerak membawa 17 jurnalis menuju Tsingshan Wisma IMIP yang juga masih dalam areal kawasan operasional. Di bangunan berlantai empat dan memiliki fasilitas setara bintang lima, menjadi tempat menginap rombongan jurnalis dari berbagai daerah di Sulteng yaitu, Kota Palu, Kabupaten Poso, Morowali dan Kabupaten Banggai.

Selama perjalanan menuju Tsingshan Wisma IMIP dari kantor manajemen yang ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit, para jurnalis tak henti-hentinya melepas pandangan ke luar jendela bus, untuk menyaksikan langsung aktivitas di kawasan perusahaan yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 2013 melalui MoU B to B yang disaksikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Xi Jinping.
Sebagai kawasan yang masuk dalam obyek vital nasional, adalah pengalaman yang sangat langka dan berharga bisa mengakses langsung aktivitas di areal PT. IMIP. Bahkan, sejumlah pejabat di tingkat provinsi Sulteng mengaku kesulitan untuk bisa masuk di kawasan PT IMIP.
Sehingga, selama dalam perjalanan menuju wisma tempat menginap rombongan jurnalis, beberapa rekan wartawan, termasuk penulis mengabadikan momen langka tersebut. Bahkan, selama perjalanan, terdengar celutukan sejumlah wartawan, bahwa ini kali pertama wartawan lokal diberi akses untuk bisa melihat langsung aktivitas di dalam kawasan IMIP. Sehingga, momen ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan mengabadikannya dalam jepretan kamera ponsel, sebagai dokumentasi foto ketika menulis tentang IMIP.
Ketika tiba di Tsingshan Wisma IMIP, rombongan wartawan kembali dibuat terkesima. Tak menyangka, di areal PT IMIP terdapat hotel yang memiliki fasilitas setara bintang lima. Sehingga, saat menjejakkan kaki di areal hotel, rombongan kembali mengabadikannya dengan foto bersama serta mengabadikan spot spot menarik lainnya di lokasi tersebut.
Satu pertanyaan mencuat di benak penulis ketika mulai memasuki lebih jauh areal operasional PT IMIP, di sisi kanan kiri hanya terdapat bangunan bangunan besar yang menjulang tinggi. Sangat bertolak belakang dengan gambaran yang selama ini terekam di benak penulis ketika mengunjungi areal operasional perusahaan tambang. Pasti terlihat alat berat melakukan aktivitas penggalian ataupun pengerukan. Kali ini di sepanjang jalan yang dilalui, tak terlihat pemandangan seperti itu. Hanya terlihat bangunan besar di kiri kanan jalan yang dilalui dan di salah satu lokasi terlihat tumpukan Ore yang ditutupi terpal plastik.
Dedi Kurniawan selaku Media Relation PT. IMIP yang turut serta mengantar rombongan jurnalis menuju Tsingshan Wisma IMIP, menjelaskan bahwa tumpukan Ore yang mengandung nikel tersebut didatangkan dari luar kawasan operasional PT IMIP. “Jadi Ore itu bukan dieksploitasi di kawasan IMIP, tapi dari luar kawasan, ada yang didatangkan dari Banggai, juga dari Morowali, dengan menggunakan kapal tongkang,” kata Dedy.
Ore itu nantinya yang kemudian diolah menjadi bijih nikel, stainless steel hingga bahan baku baterei.
“Jadi pengolahannya dari hulu ke hilir tapi bahan bakunya diambil dari luar,” ujarnya.
Jawaban yang dilontarkan Dedi Kurniawan belum begitu bisa penulis cerna. Sebab, selama ini gambaran mengenai PT IMIP adalah kawasan pertambangan.

Penjelasan Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaya pada seremoni penyambutan yang dikemas dalam Media Tour Informasi Terintegrasi, Kamis malam (7/3/2024), di ruangan aula Tsingshan Wisma IMIP, menjawab pertanyaan yang selama dalam perjalanan menuju lokasi menginap rombongan, belum sempat terjawab.
Irsan pada kegiatan yang dihadiri sejumlah petinggi PT IMIP di antaranya, Direktur Komunikasi PT IMIP, Emilia Bassar dan Direktur CSR dan Environmental, Dermawati, menjelaskan, publik banyak salah persepsi mengenai IMIP.
Menurut Irsan, publik menganggap bahwa IMIP merupakan kawasan pertambangan. Padahal, IMIP adalah kawasan industri. “Banyak sekali itu salah persepsi,” ujarnya mengawali sambutannya pada perkenalan dengan rombongan wartawan.
Kawasan industri IMIP lanjutnya, berdiri di atas lahan seluas 2.000 hektare dan akan ditambah menjadi 4.000 hektare dalam waktu dekat ini.
Di Kawasan industri IMIP ini terdapat 54 tenant dengan total 80 ribu karyawan. Dan dalam waktu dekat ini, jumlah tenant di Kawasan industry IMIP akan bertambah menjadi 55 tenant. “Semuanya ini berbasis metalurgi nickel,” ujarnya.
Di Kawasan industry ini terdapat tiga kluster yaitu kluster nickel iron, kemudian masuk ke stenlees steel, lantas ada juga kluster bahan baku baterey (electric vischecel).
“Ini yang menjadi konsern industry kita saat ini,” katanya.
Sebagai kawasan industri tambahnya, tentu IMIP menfaatkan area pantai untuk membangun pelabuhan dan lahan untuk pembangunan bandara. Hal ini agar mudah dijangkau dan membuat letaknya lebih strategis.

Di hari kedua Media Tour, Jumat (12/3/2024), rombongan jurnalis diajak mengunjungi sejumlah tenant yang berada di Site IMIP Desa Fatufia dan Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Morowali.
Tenant pertama yang dikunjungi adalah PT Indonesia Tsingshan Stainless Seteel (PT ITSS). Dari ruang control PT ITSS, beberapa karyawan yang tugaskan menyambut kunjungan Media Tour IMIP menjelaskan bagaimana rangkaian proses pengolahan Ore menjadi bijih nikel, lalu diproses menjadi ferro nickel atau baja anti karat.
Kunjungan selanjutnya adalah industri pengolahan nikel yang mempoduksi stainless steel slab atau baja nirkarat di PT Indonesia Guang Ching Nickel (GCNS). Pabrik ini pertama kali melakukan uji coba produksi pertama baja nirkarat pada 20216.
Kemudian ke PT Indonesia Ruipu Nickel And Chrome Alloy (IRNC) yang memproduksi High Carbon Ferrochrome, lalu ke pabrik pengolahan bahan baku baterai lithium PT Huayue Nickel Cobalt dan PT QMB New Energy Materials. Kedua industri ini telah melakukan ekspor perdana bahan baku baterei nikel cobalt hidroksida ke China pada 2021. (bid/paluekspres)