Parigi Moutong, PaluEkspres.com – Dekorasi pintu masuk pada acara event Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) di Desa Pelawa Baru, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) menuai protes sejumlah warga.
Pasalnya, dekorasi yang ada di pintu masuk ke lokasi FPTT tersebut, terkesan hanya menonjolkan budaya tertentu, sehingga terkesan mengabaikan kearifan lokal.
Pantuan media ini hari pertama, pelaksanaan FPTT, dekorasi atau ornamen pada pintu masuk tersebut bernuansa budaya Bali.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga (Disporapar) Parigi Moutong, Eny Susilowati menjelaskan bahwa, pemasangan dekorasi budaya bali di pintu masuk pada acara FPTT tersebut, merupakan bentuk partisipasi dari pihak sekolah.
“Jadi, itu partisipasi kawan-kawan, dari sekolah yang ingin menampilkan karya seni kebudayaan dari berbagai suku.” kata Eny Susilowati,” Jumat, dilokasi acara FPTT di Desa Palawa Baru, Jumat (28/6/2024).
Sehingga, panitia mempersilahkan bagi sekolah yang ingin memamerkan hasil karya seni kebudayaan di lokasi event FPTT tersebut.
“Kami membuka ruang bagi siapapun yang ingin berpartisipasi untuk menikmati Festival Teluk Tomini, dari suku apapun baik Jawa, Bali, Bugis, maupun Kaili.” ujarnya.
“Suku apapun. Jadi ini sistemnya partisipasi. Kami memberikan ruang, termasuk pameran bonsai, kami tanpa mengeluarkan uang sepeserpun,” tambahnya.
Menurutnya, dekorasi adat Bali terpajang di jalur utama event itu merupakan hasil partisipasi dari pihak SMK asal kecamatan Torue.
“Jadi Penjor, dan ornamen adat Bali kebetulan pesertanya Parigi Torue itu, SMK,” ungkapnya.
Menurutnya, pelaksanaan FPTT kali ini mengusung konsep penyelamatan lingkungan yang lebih spesifik terkait daur ulang sampah.
Olehnya, kata dia, tema utama yang digaungkan dalam kegiatan ini, lebih meniti beratkan pada pameran limbah plastik.
“Makanya fashion karnaval tadi menggunakan kostum bahan daur ulang, limbah plastik. Jadi pamerannya itu,” ujarnya. (asw/paluekspres)