PALUEKSPRES.COM, JAKARTA–Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah diambil sumpahnya menjadi Presidan dan Wakil Presiden, Minggu, 20 Oktober 2024 di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta.
Dalam pidato perdananya Prabowo Subianto memberi perhatian khusus pada sektor pertanian, terutama swasembada dan ketahanan pangan.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan untuk menjaga ketahanan pangan.
“Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo.
Olehnya itu, Presiden RI ke 8 ini mengangkat kembali Andi Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian.
Menteri berakronim AAS–begitu sapaannya–memang dikenal gesit, lincah dan cerdik dalam urusan pertanian.
Terbukti dengan banyaknya pengakuan dan penghargaan yang ia dapatkan baik skala nasional maupun internasional di bidang pertanian.
Terakhir pemerintah Indonesia dianugerahi Agricola Medal dari lembaga PBB Food and Agriculture Organization (FAO).
Agricola Medal merupakan penghargaan tertinggi FAO bidang pangan dan pertanian global yang diberikan oleh FAO sejak tahun 1977.
Ini salah satu torehan prestasi terbesar sektor pertanian dan penghargaan itu telah diterima Presiden Jokowi.
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) telah mencanangkan berbagai program strategis untuk menjadikan Indonesia swasembada dan lumbung pangan dunia.
Prestasi dan kerja keras Mentan Amran sudah terbukti di lapangan jauh sebelum pengumuman menteri Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 sehingga namanya menjadi salah satu pilihan Prabowo.
Penegasan Presiden Prabowo untuk swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya menjadi pemicu baru bagi Mentan AAS karena telah membuktikannya dengan kerja keras dan tak mengenal hari libur.
Hampir setiap Sabtu dan Minggu beberapa staf khusus, tenaga ahli mentan maupun eselon satu diajak berdiskusi, merencanakan dan mengevaluasi program pertanian.
Ia telah membuat pondasi pembangunan pertanian sehingga siapapun terpilih menjadi menteri kedepannya maka program inilah yang harus diutamakan demi kepentingan bangsa agar menjadi negara maju.
“Kebijakannya tidak maju 2 kali mundur 2 kali seperti poco-poco, sehingga tetap di tempat, tidak bergerak maju,” ungkap Amran.