Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, Gubernur Anwar Hafid Dukung ASIAN ENMAPS di Sulteng

  • Whatsapp
Tim ASIAN ENMAPS di Sulawesi Tengah audiensi ke Gubernur Dr. H. Anwar Hafid dan Wakilnya, dr. Reny A Lamadjido, Kamis (1/5/2025) di Kota Palu. Foto: Istimewa

Palu, PaluEkspres.com – Tim ASIAN ENMAPS atau Effectively Managing Networks Of Marine Protected Areas ini Large Marine Ecosystems ini The ASEAN Region di Sulawesi Tengah audiensi ke Gubernur Dr. H. Anwar Hafid dan Wakilnya, dr. Reny A Lamadjido, Kamis (1/5/2025) di Kota Palu.

ASEAN ENMAPS yaitu proyek pengelolaan jaringan kawasan konservasi laut yang efektif dalam ekosistem laut besar di kawasan ASEAN.

Bacaan Lainnya

Proyek ini melibatkan 3 negara yaitu Thailand, Filipina, dan Indonesia, dengan 10 taman nasional. Di Indonesia proyek ini dilakukan di 2 taman nasional, yaitu Taman Nasional Kepulauan Togean di Provinsi Sulawesi Tengah dan Taman Nasional Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kunjungan Tim ASIAN ENMAPS dipimpin Nining Ngudi Purnamaningtyas, dari Kementerian Kehutanan yang juga merupakan National Project Manager ASEAN ENMAPS, didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Moh Arif Latjuba. Kunjungan Tim ini membawa hasil Workshop ENMAPS di salah satu hotel di  Ampana, Tojo Unauna, yang dihadiri oleh perwakilan stakeholder terkait.

Sebelum pemaparan tujuan ASEAN ENMAPS di Sulawesi Tengah, Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba memperkenalkan satu persatu personel Tim ASIAN ENMAPS kepada Gubernur Sulteng Anwar Hafid.

Kadis Arif Latjuba menjelaskan,  program ASEAN ENMAPS  akan menjadi suatu kolaborasi yang baik antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT), serta Asean Centre for Biodiversity yang berkantor pusat di Los Bano, dalam membangun jejaring pengelolaan laut  yang mendukung perikanan dan manfaatnya secara kesinambungan.

Nining Ngudi Purnamaningtyas, dari Kementerian Kehutanan yang juga merupakan National Project Manager ASEAN ENMAPS, menyampaikan bahwa Program ini mendorong penguatan pengelolaan perikanan berkelanjutan berbasis keilmuan. Di antaranya,  penggunaan teknologi untuk pemantauan kondisi laut di berbagai musim, dan mengaitkan pentingnya pemahaman konektivitas laut dalam menjamin siklus hidup ikan.

“Pemantauan terhadap pergerakan larva ikan menunjukkan keterhubungan  berbagai ekosistem, ekonomi serta lingkungan hidup di berbagai musim, baik musim basah dan musim kering di kawasan laut di Sulawesi Tengah, termasuk Kepulauan Togean,” ujarnya.   

Pos terkait