Morowali, PaluEkspres.com– Kawasan industri PT IMIP senantiasa menunjukkan komitmen keberlanjutan dalam beroperasi. Selama lebih dari satu dekade beroperasi,IMIP terus mendukung penerapan Environment, Social, and Governance (ESG) dalam menjaga masa depan yang lebih hijau melalui inisiatif kebelanjutan. Salah satunya melalui proyek pengembangan efisiensi energi dan generation power plan (Co-Generation Power Plant).
Invoasi keberlanjutan ini dipaparkan lebih rinci dalam Event Media Tour IMIP 2025, Ahad (7/7/2025). Di hadapan belasan perwakilan media cetak, elektronik dan online Sulawesi Tengah, Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar menyatakan bahwa proyek ini menjadi bagian dari visi keberlanjutan Kawasan PT IMIP di Bahodopi, Morowali.
“Komitmen kami untuk mendukung inisiatif keberlanjutan di kawasan IMIP, yaitu efisiensi energi dan genaration power plan. Jadi apa yang dilakukan oleh tenant kami, kami tentu mendorong upaya para tenant untuk terus mendorong upaya inisiatif keberlanjutan pengurangan emisi karbon dan juga penggunaan energi baru terbarukan,” kata Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar.
Sebagai ilustrasi inisiatif keberlanjutan tersebut lanjutnya, PT Dexin Steel Indonesia (DSI) memanfaatkan gas sisa produksi (Blast Furnace Gas, Coke Oven Gas dan Converter Gas) sebegai sumber pembangkit listrik. Begitupula PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC) menggunakan uap panas bertekanan tinggi dari asam sulfat terintegrasi sebagai sumber pembangkit listrik. Kedua perusahaan ini bahkan bisa memproduksi hingga 75 persen kebutuhan internal energi listriknya secara mandiri.
Selanjutnya, reduksi emisi langsung dan efisiensi produksi diterapkan oleh HYNC, DSI dan PT ZTEN. HYNC misalnya, memanfaatkan teknologi HPAL untuk menghasilkan emisi karbon yang sangat rendah, yaitu hanya 7,8 ton CO2e per ton nikel, jauh di bawah standar industri. Begitupula DSI, menerapkan Closed-Loop System , yakni mengembalikan gas sisa dari proses produksi untuk dimanfaatkan menhjadi agen pereduksi dalam proses produksi. Sedangkan PT ZTEN, menggunakan teknologi khusus panas oksigen dalam peleburan nikel untuk menurunkan emisi.
“Penggunaan teknologi tersebut, semuanya bertujuan untuk mereduksi secara langsung melalui pemanfatan olahan yang lebih ramah lingkungan,” kata Emilia.
Ia juga menyebutkan dukungan eneri terbarukan, seperti yang dilakukan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) saat ini, tengah memasang panel surya 60 MW untuk memasok energo hijau ke operasional pabrik. Hal yang sama dilakukan oleh DSI, sedang memasang panel surya berkapasitas sekitar 70 MW di atap pabrik. Sementara itu, dua tenant di kawasan IMIP sedang merencanakan memasang/membangun panel surya.
Transportasi rendah emisi juga terdapat di kawasan IMIP. Di ITSS sendiri sudah mengoperasikan 130 unit electric dumpc truck dan 80 electric wheel loader. DSI 25 electric wheel loader.
“Penggunaan batereinya bukan di-cash melalui kendaraannya tapi batereinya itu lepas pasang. Membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 menit,” ujarnya.
Sementara di HYNC, mengangkut bijih nikel dalam bentuk slurry menggunakan pipa memanfaatkan gaya gravitasi dari tambang pabrik, mengurangi ketergantungan pada dump truck berbahan bakar fosil.
Untuk mendukung kelancaran penggunaan transportasi rendah emisi tersebut, Kawasan IMIP menyediakan stasiun battery swap untuk kendaraan alat berat berbasis listrik.
Satu lagi inovasi dalam upaya penyerapan emisi Gas Rumah Kaca. Di Kawasan IMIP kini menyediakan ruang terbuka hija seluas 300 hektare. Di atas lahan tersebut, IMIP berencana memasang panel surya di atas lahan seluas 200 hektare. (fit/paluekspres)