Duh, Kapal Tol Laut Jokowi Kurang Diminati

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, MALUKU – Kabar buruk datang dari program tol laut Presiden Joko Widodo. Dimana keberadaan kapal tol laut di Maluku Utara (Malut) kurang diminati kalangan pengusaha di Ternate. Kapal datang dan berangkat tanpa membawa muatan.

Pengusaha memilih menggunakan kapal kontainer swasta ketimbang menggunakan kapal tol laut. Penyebabnya karena kapal tersebut mengambil rute dari Makassar, padahal hampir 100 persen barang dari Malut dipasok dari Surabaya. Selain itu, waktu tiba kapal terlalu lama.

Bacaan Lainnya

“Waktu tiba barang lama dan biayanya mahal ketimbang kita ambil dari Surabaya meskipun lewat kapal swasta tapi biayanya lebih murah dan tiba juga tepat waktu,” kata Adam, distributor asal Ternate.

Dia mengaku pengiriman barang melalui kapal tol laut tak efektif dan efisien, apalagi jika membawa barang yang mudah rusak.

“Biasanya kapal langsung dari Surabaya satu minggu sudah tiba di Ternate, kalau kapal tol laut butuh waktu dua minggu,” ujarnya.

Kepala PT Pelni Cabang Ternate Lasinuru, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kapal yang tiba di Ternate dan Tobelo tak membawa barang. Begitu juga saat balik ke Makassar.

“Hanya di Pelabuhan Morotai kapal datang membawa barang, namun kembali dan tak ada muatan sama sekali,” kata Lasinuru.

Dia juga mengaku harga barang di Makassar dirasa memberatkan kalangan pengusaha. “Barangnya juga tiba terlalu lama,” akunya.

Dia menjelaskan pengusaha meminta rutenya diubah, namun pihak Pelni tak bisa berbuat apa-apa karena itu program Kementerian Perhubungan. Daerah lewat gubernur bisa mengusulkan ke pusat agar rutenya diubah.

“Pengusaha ingin trayeknya langsung dari Surabaya saja, kalau dari Makassar mereka nggak mau,” jelasnya.

Terpisah, ekonom Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Mukhtar Adam, menuturkan kapal tol laut dari Makassar ke Ternate dan daerah lain di Malut waktunya terlalu lama karena masih singgah di tempat lain.

“Bukan hanya lambat tiba, tapi mahal juga biayanya, kan Makassar itu juga ambil barang dari Surabaya jadi otomatis biayanya beda. Pedagang lebih memilih ambil barang langsung dari Surabaya,” ujar Mukhtar.

Dia meminta Gubernur mengusulkan perubahan jadwal, jangan lagi dari Makassar tapi dari Surabaya.

Pos terkait