Dari penjualan perlengkapan haji dan umrah di berbagai daerah tersebut, Hj. Nani mengakui dirinya dapat memperoleh omzet total mencapai ratusan juta Rupiah, untuk satu musim haji.
“Kalau omzet bisa sampai Rp100 juta totalnya,” imbuhnya.
Berbeda pula dengan pedagang lainnya, Rusmin, yang mengaku pada tiap musim haji, berkeliling di berbagai Provinsi di Sulawesi, untuk menggelar dagangannya. Pria asal Makassar Sulsel ini, juga telah bertahun-tahun berburu rezeki dari para JCH.
Selain di Kota Palu, Rusmin juga kadang berjualan di Mamuju Sulawesi Barat, bahkan hingga Provinsi Sulawesi Tenggara. Barang yang dijual rata-rata didatangkan dari Jakarta dan Makassar.
“Kalau sudah dekat-dekat musim haji, kita keliling menjual, biasanya sampai ke Mamuju, terus di Palu, bahkan pernah sampai di Sultra. Yah, yang namanya pedagang musiman, nanti tiba musimnya baru kita berjualan di sini,” kata Rusmin.
Ia menyebutkan, barang dagangannya yang paling banyak dibeli oleh pelanggan yang rata-rata perempuan, adalah pakaian dalam. Menurutnya, pembeli pakaian dalam tersebut biasanya mengambil hingga setengah lusin sekali membeli.
Terkait pendapatan, Rusmin mengungkapkan dalam sehari penjualan di Palu, ia dapat melayani transaksi dari pembeli hingga Rp2 juta, dengan keuntungan sejumlah sepuluh persen.
“Pernah juga dapat Rp5-7 juta selama dua hari di Mamuju,” sebut Rusmin.
Seperti tahun-tahun sebelumnya pada musim haji di Palu, jumlah pedagang musiman diperkirakan akan bertambah banyak, pada saat Jemaah Calon Haji mulai masuk ke asrama haji.
Namun, karena asrama haji ditutup untuk umum, maka para pedagang tersebut biasanya akan mendirikan lapak-lapak jualannya, di sekitar halaman Masjid Agung Darussalam, yang berhadapan langsung dengan asrama haji Palu.