PALU EKSPRES, PALU – Gubernur Sulteng H. Longki Djanggola menegaskan apabila polemik penentuan calon Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng, yang mengalami tarik ulur di antara partai-partai pengusung terus terjadi, maka bisa jadi posisi Wagub Sulteng akan tetap tidak terisi hingga akhir periode kepemimpinannya.
Posisi Wagub Sulteng saat ini masih lowong pasca wafatnya H. Sudarto, yang menjadi Wagub mendampingi Longki saat dilantik pada pertengahan 2016 lalu. Longki menjelaskan, dalam waktu dekat ia akan kembali memanggil partai-partai pengusung untuk memulai kembali pembicaraan pengajuan calon Wagub ke DPRD Sulteng.
Sebelumnya Longki bersama partai-partai pengusung, yakni Gerindra, PAN, PBB dan PKB telah bertemu untuk menentukan calon Wagub yang akan diajukan ke DPRD Sulteng. Namun, pertemuan-pertemuan tersebut tidak menemui kesepakatan terkait dua nama calon yang diajukan.
Longki menegaskan, bahwa jika partai-partai pengusung masih tetap saling ngotot seperti yang terjadi sebelumnya pada pertemuan berikutnya, maka bisa jadi posisi Wagub Sulteng akan tetap kosong hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2021 mendatang.
“Insya Allah, satu dua bulan ke depan saya coba lagi berkomunikasi dengan partai-partai politik, mudah-mudahan bisa dapat kata sepakat. Tidak ada lagi cerita tiga nama yang dulu diusung, itu (pertemuan) pengusulan baru. Paling tidak saya coba sekali lagi, tapi kalau parta-partai masih ngotot-ngototan seperti yang kemarin-kemarin, maka kemungkinan tidak ada (Wagub-red),” tegas Gubernur kepada wartawan, usai melantik sejumlah pejabat Pemprov Sulteng, di Gedung Pogombo, Jumat (11/8).
Meski kemungkinan tersebut dapat terjadi, Longki juga menegaskan bahwa dirinya tetap tidak menghendaki hal tersebut terjadi. Namun ia mengingatkan, bahwa harus ada kesamaan pemahaman terkait pencarian sosok Wagub ke depannya, bersama dengan partai-partai pengusung.
Menurutnya, yang paling pas dalam mencari sosok Wagub adalah dirinya sebagai Gubernur yang akan didampingi selama periode kepemimpinannya, bukan oleh partai politik.
Ia menyebutkan, jika pun nantinya hasilnya dipaksakan oleh partai-partai tersebut, maka bisa jadi Wagub tersebut nantinya hanya akan menjadi “ban serep”.