Oleh: Sumiaty, SPd
(Wakil Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Sulteng)
PERJALANAN Ramadan 1439 H sudah memasuki etape kedua 10 pertengahan, fenomena yang umum terjadi di masjid-masjid, shaf mulai mengalami “kemajuan”. Di sisi lain, pusat-pusat perbelanjaan mulai ramai dikunjungi. Para ibu rumah tangga, juga mulai disibukkan dengan persiapan menu-menu lebaran.
Tidak ada larangan, membuat persiapan agar perayaan Idul Fitri, sebagai momentum kemenangan setelah berpuasa lebih semarak dan penuh kegembiraan. Namun jangan sampai, langkah persiapan itu, kita melupakan esensi Ramadan. Bahkan tidak jarang, di antara umat Islam saking bersemangatnya membuat persiapan berhari raya, sudah lupa berpuasa.
Fenomena yang pernah kami temui di Pasar Sentral Manonda Ramadan sebelumnya, saat siang hari yang terik, ketika itu Ramadan tinggal beberapa hari. Banyak pengunjung dan penjual memadati pasar yang tambah hiruk pikuk hingga siang hari. Di beberapa sudut, bertebaran penjual minuman dingin aneka rasa. Tidak sampai beberapa jam, sang penjual minuman dingin itu, mengaku menambah jualannya karena laris manis.
Sebuah fenomana yang cukup miris. Begitu pentingkah kita membuat persiapan menyambut lebaran, sehingga harus mengorbankan ibadah puasa kita. Padahal dalam sebuah hadista yang diriwayatkan Sahabat Abu Huraira, ra secara marfu’ Rasulullah SAW bersabda;
“…. Barangsiapa membatalkan puasa satu hari dari bulan Ramadhan tanpa alasan dan juga bukan karena sakit, maka dia tidak dapat menggantinya dengan puasa dahr (terus-menerus) meskipun dia melakukannya…. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari tanpa sanad. Shahiih al-Bukhari dengan syarahnya Fat-hul Baari (IV/161).
Begitu kuatnya tarikan godaan dunia,sehingga banyak di antara kita yang lupa diri. Lebih mementingkan kepentingan dunia yang bersifat pragmatis dan sesaat, ketimbang kepentingan ukhrowi yang lebih kekal.
Fenomena lainnya yang juga setiap tahun kita saksikan menjelang akhir Ramadan adalah mudik. Menjalin silaturrahim, apalagi saat perayaan Idul Fitri, adalah anjuran dalam Islam. Tetapi jangan sampai mudik itu, justru mengorbankan ibadah puasa dan segala rangkaian ibadah lainnya dalam bulan Ramadan.