PALU EKSPRES, PARIGI – Gelar Budaya Indonesiana Sulawesi Tengah I bertajuk Vula Dongga atau bulan purnama yang digelar di ruang terbuka hijau (RTH) Masigi Parigi, sejak 11 – 14 Agustus 2018 menyajikan cukup banyak kesenian tradisi dan budaya masyarakat Sulawesi Tengah. Salah satu yang ikut ditampilkan adalah tradisi pengobatan tradisional Mejila.
Senin (13/8/2018) malam, Komunitas Generasi Muda Berbudaya (Gimba) Parigi menceritakan kembali tradisi pengobatan tradisional ini melalui sebuah adegan teater. Sejak dulu kala hingga saat ini, pengobatan tradisional Mejila yang berasal dari desa Parigimpu’u ini masih tetap terpelihara.
Cara pengobatan tradisional ini adalah seorang tabib atau sando mpejila mengobati pasiennya cukup hanya dengan membaca beberapa kalimat atau mantra-mantra lalu ia menjilat atau meniup-niup beberapa helai daun dari salah satu jenis pohon yang saat ini masih cukup banyak tumbuh dan ditemukan di Kabupaten Parigi Moutong.
Setelah sang tabib atau sando mpejila tersebut selesai membacakan mantra menjilat dan meniup helai daun untuk pengobatan itu, lalu kemudian sang sando mpejila mengoleskan serta menyapukan daun tadi pada luka yang diderita oleh orang yang sakit. Saat itu juga semua darah-darah beku pada luka yang diderita orang yang sakit terangkat oleh daun itu tadi dan kemudian lukanya sembuh.
Penyusun naskah dan ide cerita, Husrin L. Badja mengatakan, tradisi pengobatan tradisional Mejila dikemas dalam sebuah cerita dengan memasukan beberapa permainan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Desa Parigimpu’u ketika saat bulan pernama. “Tradsisi pengobatan tradisional mejila ini masih terpelihara dengan baik hingga saat ini di desa Parigimpu’u. Karena temanya Vula Dongga atau bulan purnama, kami memasukan unsur permainan yang sering dilakukan saat bulan purnama seperti gasing dan engrang,”kata Husrin.
Selain pengobatan tradisional Mejila, delegasi Budaya Kabupaten Parigi Moutong malam itu juga menampilkan tari Anoa, Tilako, Didilauro, Nogasi dan musik kreasi. Cerita tarian anoa terjadi disaat purnama tiba. Purnama adalah sebuah fenomena alam yang dimaknai sebagai peristiwa yang sangat sakral bagi masyarakat asli Kaili Parigi. Saat purnama tiba seluruh alam berseruh dan bergembira, bukan hanya manusia tapi juga hewan, salah satunya Anoa. Saat purnama tiba, Anoa pun bergembira karena cahaya bulan yang menerangi hutan belantara membuat anoa keluar dari peraduannya untuk mencari makanan. Kemudian masyarakat juga bergembira, baik anak-anak maupun orang dewasa di pedesaan dengan melakukan permainan, bahkan saat purnama dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk mengobati orang sakit.