PALU EKSPRES, PALU – Ribuan civitas akademika Universitas Tadulako (Untad), meramaikan rangkaian peringatan Dies Natalis ke-37 Untad, Sabtu 18 Agustus 2018. Rangkaian tersebut dimulakan dengan gerak jalan santai, yang mengambil rute dari lapangan Untad lalu mengelilingi kompleks kampus dan finis di Auditorium utama Untad.
Rektor Untad, Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio, berkesempatan melepas langsung peserta jalan santai. Usai jalan santai, dilanjutkan dengan berbagai lomba seperti tarik tambang, serta lomba menyanyi yang diikuti unsur-unsur pimpinan Untad, termasuk Rektor.
“Ini merupakan bagian dari wujud satu Untad, satu napas dan satu keluarga. Kami berharap, ini dapat mewujudkan harmoni di keluarga besar Untad,” kata Rektor.
Puncak peringatan Dies Natalis ke-37 Untad, digelar hari ini Senin 20 Agustus 2018, yang dirangkaikan dengan Wisuda Sarjana dan pengukuhan dua guru besar dari Fakultas Teknik.
JALAN SANTAI – Suasana gerak jalan santai yang diikuti civitas akademika Untad memperingati Dies Natalis ke-37 Untad. Foto: IST
BANGUN KESERASIAN DAN KESELARASAN
Sebelumnya, rangkaian peringatan Dies Natalis ke-73 Untad juga digelar seminar dengan tema membangun harmoni dalam meningkatkan mutu akademik, untuk mewujudkan insan bermoral, humanis dan profesional. Seminar tersebut digelar di Media Center Untad, Kamis 16 Agustus 2018. Hadir sebagai pembicara, Rektor Untad bersama salah seorang guru besar Untad, Prof. Dr. Juraid.
Rektor Untad menyebutkan, di seluruh unit kampus mesti dibangun sebuah harmoni. Hal ini demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada para mahasiswa, karena kampus memiliki tugas utama memberikan pelayanan di bidang akademik. Menurutnya, harmoni adalah sebuah modal sosial (social capital), yang jika tidak mampu dibangun maka akan hal-hal lain akan ikut berantakan.
“Bisa dibayangkan apa yang bisa dipersembahkan kepada anak-anak kita dalam hal layanan, kalau di antara satu unit, antara satu orang dengan yang lainnya tidak ada harmoni. Anak-anak kita bisa jadi korban, dan yang berdampak pertama adalah keluarga,” kata Rektor.
Untuk membangun sebuah harmoni, lanjut Rektor, perlu ada keserasian dan keberimbangan, antara seluruh elemen di dalam kampus, mulai dari dosen, pegawai, tenaga kependidikan, pimpinan, hingga mahasiswa. Jika hal ini tidak berjalan, maka satu per satu keluhan akan muncul.