Bulog Akui Harga Beras OP Lebih Mahal

  • Whatsapp
beras bulog

PALU EKSPRES, JAKARTA- Pemerintah menurunkan harga beras medium Operasi
Pasar (OP) menjadi Rp 8.250 per kilogram di pengecer, dengan harapan
sampai di tangan konsumen di harga Rp 8.500.
Harga beras Bulog pun kini dianggap lebih mahal ketimbang harga beras
lokal.
Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar menjelaskan, hal ini karena harga
beras impor mengalami kenaikan. Ada selisih harga sebesar Rp 1.400 per
kg, antara importasi beras tahun 2018 ini dengan importasi pada tahun
2016 lalu.

“Untuk tahun sekarang kita impor, bila dibanding dengan impor 2016, itu
(dulu) harganya 398 dolar AS, sedangkan yang sekarang 457,36 dolar AS.
Jadi selisihnya itu antara Rp 6.018 dan Rp 7.500, selisih Rp 1.400
perkilogram,” jelas Bachtiar dalam keterangannya, Senin (17/9/2018).

Bacaan Lainnya

Direktur Bulog Budi Waseso menambahkan, dengan adanya selisih harga itu,
sulit bagi Bulog untuk bisa bersaing dengan harga beras lokal saat
melakukan OP.

“Dengan selisih harga yang lebih mahal, kita kalau Operasi Pasar
menggunakan beras impor jadi lebih mahal. Ditambah lagi kalau kita
(tambah impor) kurs dolar meningkat. Itulah sebabnya, kita menghindari
impor,” ujar Buwas.

Untuk urusan stok, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengklaim masih
aman ketersediaan beras lokal di pasar masih banyak. Hal itu diketahui
saat melakukan pengecekan bersama Dirut Bulog ke Pasar Induk Kramat Jati
dan PIBC.

“Cipinang kita cek (stok) 47 ribu ton. Kemudian harga terendah yang kami
cek, harga terendah kita lihat bersama tadi itu ada Rp 8.200 per
kilogram”, ujar Mentan.

Terjaganya stok beras di pasar menurut Amran karena produksi yang juga
terhadap di musim kemarau.

(wid/RMOL)

Pos terkait