PALU EKSPRES, PALU– Korban bencana yang terdampak tsunami menolak jika mereka direlokasi ke rencana lokasi pembangunan hunian tetap (Huntap) di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Palu. Penolakan ini diungkapkan setidaknya empat perwakilan korban dari Kelurahan Layana, Tondo, Talise dan Kelurahan Lere.
Apalagi beredar informasi bahwa pemerintah akan merelokasi warga terdampak tsunami ke Huntap di Kelurahan Duyu.
Asmir, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Layana, dengan tegas menyatakan penolakannya. Asmir mengaku terdampak langsung di pesisir pantai Kelurahan Layana. Dan kini menempati shelter bersama warga Layana lainnya.
Kepada Palu Ekspres, Senin 11 Februari 2019, Asmir menyebut, dia dan puluhan warga lainnya menekuni usaha meubel. Untuk mendapatkan bahan baku, umumnya diperoleh dari Kecamatan Palu Utara.
“Kalau misalnya kami direlokasi ke Duyu, jarak makin tambah jauh. Ini mempersulit kita menjalankan usaha,”kata Asmir.
Kemudian, sentra perdagangan atas produk meubel, saat ini kebanyakan berada di wilayah Kecamatan Mantikukore. Otomatis kata dia, jika warga direlokasi ke Duyu, akan ada biaya tambahan dalam proses pemasaran itu.
Sebaliknya Asmir mendukung rencana pemerintah untuk membangun Huntap di Kelurahan Tondo Mantikukore. Lokasi tersebut menurutnya, lebih dekat dengan pemukiman maupun sentra industri meubel.
Asmir menyebut, saat ini terdapat sekitar 505jiwa dengan 137 kepala keluarga (KK) terdampak tsunami yang hidup bersamanya di shelter Kelurahan Layana. Selain dari Layana, di shelter itu juga menampung warga yang umumnya berprofesi nelayan dari Kelurahan Mamboro, Tondo, Talise badan Kelurahan Lere. Seluruhnya tegas Asmir, sepakat mendukung relokasi ke Huntap di Kelurahan Tondo, karena pertimbangan jarak yang lebih dekat.
“Setidaknya di Tondo, kami dari Layana itu tidak terlalu jauh daripada ke Duyu,”tukasnya
Selain Asmir, tokoh masyarakat dari Kelurahan Tondo Ngapa, M Thaher, juga demikian. Mendukung jika relokasi warga Tondo Ngapa untuk tidak terlalu jauh dari pemukiman sebelumnya
Ratusan warga dari pesisir pantai Kelurahan Tondo Ngapa kata Thaher, menjalani pekerjaan sebagai nelayan. Mereka umumnya jelas Thaher, sangat ingin apabila direlokasi ke Kelurahan Tondo.