Meski bukan pemain dengan fisik paling bagus (tingginya hanya 170 cm), Kenin punya banyak keunggulan. Dia powerful di baseline dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan lawannya. Selain itu, dia memiliki jiwa kompetitif seperti Sharapova. Hal itu yang dia perlihatkan selama melawan Muguruza kemarin.
Pada set pertama, kelihatannya Muguruza yang bakal merebut gelar grand slam ketiganya. Juara Prancis Terbuka 2016 dan Wimbledon 2017 itu bermain nyaman setelah dua kali mematahkan servis Kenin.
Dia meninggalkan lapangan sebentar, dan kembali dengan fokus lebih baik. Dia berhasil membalas dengan menciptakan beberapa break point yang dikonversi menjadi angka.
Pada set penentuan, dalam kedudukan 2-2 (40-0), Muguruza tiba-tiba mati langkah. Dua backhand Kenin tak bisa dikembalikan. Kenin merebut game tersebut, leading 3-2, dan tak terhentikan menjadi juara.
Perjalanan Kenin di Australian Open 2020 memang istimewa. Sebelumnya, pada semifinal, dia mengalahkan unggulan nomor satu, tunggal putri nomor satu dunia, dan pahlawan tuan rumah Ashleigh Barty.
(irr/c17/na/jpc)