Inflasi Kota Palu 0,17 Persen, Luwuk Urutan 4 Nasional Tertinggi

  • Whatsapp
Indeks harga konsumen kota palu. Foto: BPS Sulteng

Komoditas yang Memiliki Andil Terhadap Inflasi
-Beras 0,15 persen
-Cabai rawit 0,06 persen

  • Emas perhiasan 0,06 persen
    -Bawang merah 0,04 persen
    -Gula pasir 0,04 persen
    -Telur ayam ras 0,03 persen
    -Air kemasan 0,02 persen
    -Ikan cakalang 0,02 persen
    -Bawang putih 0,02 persen
    -Daging ayam ras 0,01 persen
    Sumber BPS Sulteng

PALU EKSPRES, PALU- Inflasi gabungan dua kota di Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu dan Luwuk, pada periode April 2020 adalah sebesar 0,24 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dari Desember 2019 hingga April 2020 sebesar 0,11 persen, dan inflasi tahun ke tahun dari April 2019 hingga April 2020 sebesar 2,32 persen.
Dari dua kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu tercatat mengalami inflasi 0,17 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,10 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,71 persen. Sementara Kota Luwuk pada bulan ini mengalami inflasi 0,54 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,19 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,96 persen.
“Inflasi tahun kalender gabungan dua kota di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,11 persen,” kata Kepala BPS Sulteng Dumangar Hutauruk melalui press rilis yang diterima redaksi, Senin (4/5/2020).
Menurut Dumangar, kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,33 persen. Sedangkan penurunan indeks tertinggi terjadi pada kelompok transportasi sebesar 3,81 persen.
Sementara itu inflasi tahun ke tahun gabungan dua kota di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 2,32 persen dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 6,94 persen, sementara kelompok transportasi mengalami penurunan indeks tertinggi sebesar 4,03 persen.
Inflasi sebesar 0,24 persen disumbangkan oleh andil kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,37 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,06 persen, pakaian dan alas kaki serta penyediaan makanan dan minuman/restoran masing-masing sebesar 0,01 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, serta rekreasi, olahraga, dan budaya dengan andil masing-masing di bawah 0,01 persen. Sementara andil negatif disumbangkan oleh kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen, transportasi sebesar 0,09 persen, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil di bawah 0,01 persen.
Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain beras 0,15 persen, cabai rawit 0,06 persen, emas perhiasan 0,06 persen, bawang merah 0,04 persen, gula pasir 0,04 persen, telur ayam ras 0,03 persen, air kemasan 0,02 persen, ikan cakalang 0,02 persen, bawang putih 0,02 persen, dan daging ayam ras 0,01 persen. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain biaya pulsa ponsel 0,11 persen, angkutan udara 0,09 persen, ikan selar 0,05 persen, ikan lolosi 0,02 persen, ikan katamba 0,02 persen, telepon seluler 0,02 persen, ayam hidup 0,02 persen, jagung manis 0,01 persen, pisang 0,01 persen, dan kentang 0,01 persen. (fit/palu ekspres)

Pos terkait