Oleh Kasman Jaya Saad (Dosen Unisa Palu)
Di akhir Ramadhan ini, saya jadi teringat ucapan seorang kawan, bahwa orang hidup makin terjangkiti penyakit SMOS-SMOS. “Susah Melihat Orang Senang dan Senang Melihat Orang Susah”. Kehidupan begitu adanya, begitu kata kawan saya. Ketidaksenangan atas kemajuan dan kesuksesan seseorang adalah tabiat jahat manusia yang banyak ditemukan dalam pergaulan keseharian. Meminjam kata kawan tadi penyakit smos-smos itu sering kali sulit dihindari. Intensitas boleh saja berbeda. Namun dalam kenyataannya selalu saja hadir dalam berbagai modus. Menyeruak, menusuk dan bahkan membuat hati mendidih, bila berubah menjadi perilaku.
Dan menjadi pribadi yang dapat melepaskan diri dari segala bentuk perilaku “jahat”manusia lain yang benci dan bahkan menzalami tentu tidak mudah. Namun bukan berarti tidak bisa. Membuang kebencian dan kemarahan atas perilaku zalim seseorang adalah energi positif. Karena memendam kemarahan kepada seseorang ibarat mengenggam bara api yang membakar diri sendiri. Sedangkan memendam kebencian kepada seseorang ibarat racun yang setiap saat mengerogoti kehidupan diri. Dan itu sebab, membuang kemarahan dan kebencian berarti membuang kemubaziran hidup. Tak ada guna memeliharan kemubaziran. Dale Carnegie mengingatkan “Kita mungkin tak cukup luhur untuk mengasihi musuh (orang yang telah menzalimi). Namun demi kesehatan dan kebahagiaan kita sendiri, mari setidaknya memaafkan dan lupakan mereka”.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Apakah dia salah satu sahabat yang paling rajin salatnya atau yang paling rajin puasanya? Atau, yang paling banyak sedekahnya atau mungkin yang tak pernah absen dalam jihad?
Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal. Esok harinya Nabi SAW bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya. Besok harinya lagi Rasulullah SAW bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .