PALU EKSPRES, PARIMO– Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) di tahun ini telah melakukan evaluasi kegiatan program stunting.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Bappelitbangda Parimo, Abdul Sahid Nurdin Badja di Parigi, Senin (10/8/2020).
Menurut Abdul Sahid, Bappelitbangda sebagai koordinator pelaksanaan program stunting telah melaksanakan evaluasi dan monitoring kegiatan di sejumlah desa yang menjadi lokus stunting.
“Jadi hasil monitoring kami dari kegiatan itu minggu kemarin sudah berjalan rata-rata 53 persen di 47 desa sasaran,” ujarnya.
Ia mengaku, dari hasil pelaksanaan evaluasi dan monitoring program stunting tersebut pihaknya mengalami beberapa kendala terutama di daerah terpencil.
Adapun kendala yang ditemukan kata dia, ada indikator-indikator penanganannya yang kadang kala belum maksimal terlaksana seperti, ketersediaan air bersih, dan jambanisasi.
“Itu kendala utama kami, kemudian kalau yang lain-lain Alhamdulillah terlaksana dengan baik oleh sejumlah OPD pelaksana program tersebut,” sebut Abdul Sahid.
Selain itu, lanjut dia, masih ada beberapa kegiatan lain masih membutuhkan suport yang maksimal terutama pada bantuan-bantuan untuk warga miskin seperti pada Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).
Ia mengatakan, daerah terpencil yang mengalami kendala itu oleh pemerintah setempat perlu melakukan edukasi dan sosialisasi terkait pola menyusui dan kebiasaan buang air sembarangan.
“Jadi, terutama itu bagaimana merubah budaya dan pola ASI serta infrastruktur yang ada di wilayah tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, tahun ini Pemerintah Kabupaten Parimo berupaya akan menekan penurunan angka stunting 20 persen dari angka di tahun sebelumnya 34,4 persen. (asw/palu ekspres)