Ajarkan Puterinya Mengabdi di Tanah Kelahiran

  • Whatsapp

ADA yang menarik dari perhelatan pengundian nomor urut calon walikota Palu Senin lalu di pekan ini. Di antara para calon serta keluarga terlihat ibu Roslina Amu, 65 tahun. Mengenakan gaun kaftan berwarna hijau salem yang lembut dan sederhana, wanita separuh baya ini masih terlihat cantik dengan senyum dan dekik di pipinya.

Hari itu, Roslina berada di antara kerumunan orang-orang dari berbagai kalangan, dari anggota partai politik hingga simpatisan tiga kandidat kota Palu yang berkumpul ingin melihat langsung kandidat dan nomor urutnya.

Perempuan itu dengan tenang memasuki ruang pencabutan nomor urut. Tak tampak sama sekali, bahwa dia pernah memiliki peran yang sangat besar di masa lalu di Kota Palu dan Sulteng. Dia segera berbaur dengan kerabat dan para tamu yang ada dalam ruangan.

Tak banyak lagi yang mengingat siapa Roslina Amu di masa sekarang ini. Kecuali ketika dia mengantar puteri pertamanya Habsa Yanti Ponulele, kandidat Walikota Palu 2015-2020 saat pencabutan nomor urut yang digelar KPU Kota Palu, Selasa, 25 Agustus 2015. “Iya, hari ini saya menemani Yanti (Habsa Yanti Ponulele),” ujar pemilik lengsung pipit menghias wajahnya, menjawab Palu Ekpres.

Padahal jauh sebelumnya, Roslina Amu adalah wanita karier yang pernah menyumbang pikiran dan karyanya untuk kota Palu dan Sulteng. Roslina yang kini kerap dipanggil Oma oleh anak-anak dan kerabatnya itu adalah dosen di Universitas Tadulako, Palu. Bahkan puncak kariernya, Roslina pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sosial Politik (Sospol) Untad tahun 2005-2009.

Tak hanya itu, isteri almarhum Yahya Ponulele ini pernah menjabat Ketua Pusat Studi Wanita Untad dan pernah menjadi Ketua GN-OTA tahun 1993-1996.

Jiwa pendidik yang sangat kuat mengalir di darah ibu lima orang puteri ini membuatnya tak pernah berhenti untuk mendorong anaknya bersekolah tinggi. Bahkan dia sendiri tak mau kalah dalam urusan sekolah.

Oma, puteri bungsu Gubernur Sulawasi Tengah, Tenggara dan Gorontalo (Suluttenggo) , Abdullah Amu ini, meraih gelar doktornya di usianya menginjak 60 tahun.

“Anak-anak perempuan harus cerdas, sebab mereka adalah ibu yang akan mengasuh generasi-generasi pelanjut,” ujarnya mantap. Itu sebabnya, dia mengirimkan semua puterinya untuk bersekolah ke luar kota Palu saat itu. Termasuk Puteri sulungnya, Habsa Yanti Ponulele yang dikirim ke Makassar untuk meraih pendidikan hingga Sarjana S2.

Namun setelah selesai, Roslina dan suaminya juga yang meminta anak-anaknya kembali pulang ke Palu. “Mereka harus mengabdi di tanah kelahirannya,” ujar Oma yang murah senyum ini.

Maka ketika puteri pertamanya , Habsa Yanti membulatkan tekad untuk maju bertarung menjadi walikota Palu 2015-2020 ini, Roslina mendukungnya penuh. Menurutnya, apapun yang dilakukan puterinya asal untuk mengabdi kepada tanah kelahiran, dia memberi restu dan doa untuk anaknya. (aaa)

 

Pos terkait