Cabai Rawit Kembali Jadi Penyumbang Inflasi Kota Palu

  • Whatsapp
Kepala BPS Kota Palu G. A Nasser. Foto: Dok

PALU EKSPRES, PALU– Tiga bulan berturut-turut di awal tahun 2021, cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi di Kota Palu.

Sebagaimana dilaporkan BPS Kota Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah ini mengalami inflasi sebesar 0,21 persen selama Maret 202. Cabai rawit tercatat sebagai komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,09 persen.

Bacaan Lainnya

“Cabai rawit menduduki urutan kedua penyumbang inflasi Kota Palu,” kata Kepala BPS Kota Palu, G.A Nasser melalui keterangan tertulis yang diterima media ini, akhir pekan lalu.

Dua bulan berturut-turut di awal tahun 2021, cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Berdasarkan laporan BPS Kota Palu, andil cabai rawit terhadap inflasi di Bulan Februari 2021 sebesar 0,04 persen. Komoditi yang memiliki andil terbesar terhadap inflasi di kota ini adalah ikan cakalang/sisik sebesar 0,05 persen. Komoditi lainnya yang cukup besar andilnya terhadap inflasi di bulan ini adalah beras yakni 0,03 persen, disusul ikan teri  0,02 persen, dan ikan asin teri 0,01 persen.

Sebagaimana catatan BPS di Bulan Januari 2021, cabai rawit memiliki andil terhadap inflasi  sebesar 0,07 persen. Kemudian di bulan Februari  memiliki andil 0,04 persen dan pada Maret 2021, kembali naik menjadi 0,09 persen.

Selain cabe rawit kata Nasser, beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi Maret 2021, adalah  ikan selar atau tude  sebesar 0,15 persen; bahan bakar rumah tangga  sebesar 0,04 persen;  ikan Bandeng atau Bolu 0,02 persen; dan ikan Layang atau Benggol 0,02 persen.

Selanjutnya,  bayam  sebesar 0,02 persen; ikan asin teri 0,02 persen; kol putihatau kubis 0,02 persen; bawang merah 0,02 persen; dan kacang panjang 0,01 persen.

Sementara itu, beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi Maret 2021 di antaranya, mobil 0,12 persen, tarif angkutan udara 0,05 persen, beras 0,05 persen, kangkung 0,03 persen, ikan cakalang/sisik 0,03 persen, jagung manis 0,02 persen, susu bubuk 0,01 persen, besi beton 0,01 persen, emas perhiasan 0,01 persen, dan ketimun 0,003 persen.

Pos terkait