Puskesmas Parigi Pantau Puluhan Pasien Isoman

  • Whatsapp
Yunita Tagunu. Foto: Aswadin/PE

PALU EKSPRES, PARIMO– Kepala Puskesmas Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Yunita Tagunu mengungkapkan, ada 21 pasien di wilayah kerja Puskesmas Parigi terkonfirmasi positif, dengan kondisi gejala ringan.

Menurut Yunita, saat ini puluhan pasien tersebut sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumah mereka. Puluhan pasien itu terus mendapatkan perawatan dan pantauan dari tim tenaga kesehatan. 

Bacaan Lainnya

“Wilayah kerja kami dari Desa Lebo hingga Desa Olaya di Kecamatan Parigi. Pasien Isoman seluruhnya warga berdomisili di kecamatan itu,” kata Yunita saat dihubungi di Parigi, Rabu (4/8/2021). 

Kata dia, mengenai penanganan pasien Isoman, pihaknya terlebih dahulu harus mengakuratkan data pasien terkonfirmasi positif, baik hasil tes rapid antigen Puskesmas maupun secara mandiri di luar lingkungan fasilitas kesehatan pemerintah. 

Ia menjelaskan, di hari pertama pasien Isoman usai dinyatakan positif, akan mendapatkan obat-obatan dan vitamin, diberikan edukasi tentang pelaksanaan Isoman, dan dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala selama 14 hari. 

“Itu terus berlanjut selama 14 hari, akan dilihat lagi perkembangan pasien,” jelasnya.

Kemudian, pihaknya juga melakukan pelacakan kontak erat pasien. Setelah diketahui, lalu pihaknya membuat jadwal untuk pengambilan tes swab.  

Dalam pemantauan itu, pihaknya pun melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa atau Kelurahan setempat. Tujuannya agar membantu Puskesmas dalam pembatasan aktifitas pasien Isoman.

“Pasien menjalani Isoman tidak boleh ke luar rumah, maka kami minta pemerintah desa untuk melakukan pemantauan,” ujarnya.

Namun, pasien Isoman yang ditangani pihaknya, rata-rata merupakan pasien terkonfirmasi positif sesuai hasil tes rapid antigen dari Puskesmas. 

Sementara, lanjut dia, pasien yang menjalani Isoman berdasarkan hasil tes rapid antigen mandiri, tidak seluruhnya ditangani pihaknya, atau terdeteksi. Sebab, gejala COVID-19 yang dialami pasien tidak secara terbuka dilaporkan mereka ke pihak Puskesmas.

“Ada juga yang menjalani tes rapid antigen di klinik, terus menjalani Isoman, tapi tidak melaporkan ke kami. Makanya, tidak mendapatkan penanganan dan pantauan dari kami,” terangnya.

Pos terkait