Kritik lainnya dilontarkan oleh Wakil Ketua Partai Buruh Angela Rayner. Dia menyebut bahwa penunjukan pejabat baru itu sebagai lelucon. ’’PM jelas kehabisan orang-orang serius yang bersedia melayani di bawah kepemimpinannya yang kacau dan tidak kompeten,’’ kritiknya.
Bagi Johnson, itu adalah momen yang sulit. Orang pilihannya mundur satu per satu, kolega di partai mengajukan mosi tidak percaya, serta menghadapi penyelidikan polisi atas skandal lockdown itu.
Reynolds menjadi perbincangan setelah e-mail undangan pesta pada Mei 2020 menyebar. Dialah yang mengirim undangan tersebut dan menuliskan agar para pegawai yang datang membawa minuman keras sendiri-sendiri. Gray dalam laporannya menyoroti tajam tentang pesta minuman keras tersebut. Pegawai pemerintahan seharusnya tidak membudayakan minum minuman keras di tempat kerja.
Desakan agar Johnson mundur masih kuat. Sabtu (5/2) lalu giliran Nick Gibb yang secara terang-terangan meminta Johnson meletakkan jabatan. Dalam tulisannya di Daily Telegraph, legislator dari Partai Konservatif itu mengaku bahwa konstituennya geram dengan standar ganda yang diterapkan oleh Johnson. Untuk memulihkan kepercayaan, perlu ada pergantian PM. (jp/pe)