PALUEKSPRES, TOLITOLI– Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disbunak) Kabupaten Tolitoli, Moh Nasir Dg Marumu menyatakan peternak ayam potong lokal tidak bisa bersaing dengan peternakan ayam potong luar daerah.
Penyebabnya, selain karena harga ayam potong yang dipasok dari daerah lain harganya lebih murah, juga konsumsi masyarakat di Tolitoli mencapai kurang lebih 1.000 ekor per hari.
” Kebutuhan daging ayam potong di Tolitoli konsumsinya cukup tinggi, sehingga kita juga berharap dari industri peternak ayam potong dari Palu,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Tolitoli, Moh Nasir Dg Marumu, Senin (13/6/2022).
Kemampuan produksi peternakan ayam potong dalam daerah katanya hanya bisa dikisaran 50 persen dari kebutuhan konsumsi daging ayam potong 1.000 ekor per hari di tingkat masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan program bantuan DOC dan pakan ayam potong ke sejumlah peternak lokal setiap tahunnya.
” Kami sudah bantu kelompok-kelompok masyarakat dengan bantuan DOC lengkap dengan pakannya setiap tahun tapi tidak mampu bersaing, baik masalah harga maupun kebutuhan,” sebut Nasir Dg Marumu.
Di hari tertentu, misalnya jelang Idul Fitri dan Idul Adha serta hari besar lainnya, kebutuhan daging ayam potong di Tolitoli per harinya bisa mencapai 4.000 ekor, sementara hari biasa 1.000 ekor dan peternak lokal tidak mampu menyerap pasar tersebut.
” Peternak dalam daerah tidak sanggup memenuhi pasar, maka dibutuhkan pasokan dari Palu,” terangnya.
Karena tingginya konsumsi ayam potong di masyarakat sehingga pihak dinas tidak membatasi pasokan ayam potong dari Palu dengan jumlah besar.
” Kami tidak mau menghambat ayam potong dari luar, apalagi izinnya lengkap termasuk kesehatannya,” katanya. (LAN/paluekspres)






