Bolehkah Berpuasa Sunah Setelah Nisfu Sya’ban? Ini Penjelasannya

  • Whatsapp
Bolehkah Berpuasa Sunah Setelah Nisfu Sya'ban? Ini Penjelasannya
Bolehkah Berpuasa Sunah Setelah Nisfu Sya'ban? Ini Penjelasannya. Membaca Alquran di bulan Sya'ban salah satu yang dianjurkan kepada umat Islam/ foto: -ashka forouzani/ unsplash

Bolehkah Berpuasa Puasa Sunah Setelah Nisfu Sya’ban? Ini Penjelasannya. Kini berdasarkan penanggalan Islam, maka minggu ini telah berada di pertengahan bulan Syaban 1444 Hijriyah atau dikenal dengan Nisfu Sya’ban.

Artinya tak sampai dua minggu lagi Umat Islam akan masuk pada bulan suci Ramadhan 2023 dimana muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa.

Nah, di bulan Sya’ban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan-amalan kebaikan, di antaranya puasa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Namun ternyata ada hadist yang menyebutkan larangan berpuasa setelah Nisfu Sya’ban. Pertanyannya adalah Bolehkah Berpuasa Sunah Setelah Nisfu Sya’ban?

Terhadap hadist tersebut, Ustadz Abdul Somad, penceramah kondang ini mengatakan tidak harus menerima bulat-bulat hadist itu.

Ustadz Abdul Somad yang akrab disapa UAS ini menjelaskan bolehkah berpuasa sunah setelah Nisfu Sya’ban, hal ini sebenarnya ada ketentuan yang berlaku.

“Jangan dibaca hadits itu bulat-bulat, yang tidak dibolehkan puasa adalah orang yang memulai puasa sunnah setelah Nisfu Sya’ban,” jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost dari kanal youtube FANS USTADZ.

Hadits tersebut diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah bahwa Rasulullah Muhammad SAW mengatakan “Jika Syaban sudah pertengahan maka janganlah berpuasa.”

Menurut UAS orang yang tidak pernah berpuasa sebelum bulan Sya’ban misalnya di bulan Rajab dan lainnya, atau bahkan tidak berpuasa di awal Sya’ban lalu tiba-tiba setelah Nisfu Sya’ban dimulainya puasa sunnah, hal itulah yang dimaksud pada hadist itu.

“Tapi bagi orang yang melanjutkan puasa, misalnya terbiasa puasa Senin Kamis, puasa Daud, dan kebetulan jatuh pada tanggal 17 Sya’ban dan seterusnya maka boleh dan sah hukumnya,” papar Ustadz Abdul Somad.

Kemudian, kaum muslimin yang memiliki utang puasa lalu mengqadha setelah Nisfu Sya’ban hukumnya mubah.

Hikmah dianjurkannya puasa di bulan Sya’ban, Ustadz Abdul Somad menuturkan agar umat muslim telah merasakan manisnya puasa, dapat pula sebagai pemanasan dan persiapan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.

“Berbeda dengan orang yang belum pemanasan akan gelisah saat awal-awal Ramadhan, orang yang sudah biasa puasa di bulan Sya’ban akan tenang dan menikmati puasa di bulan Ramadhan,” kata Ustadz Abdul Somad.

Pos terkait