Sigi, PaluEkspres.com – Petani kita didorong agar tidak terlalu bergantung pada pupuk dan pestisida kimia sintesis yang dikuatirkan dapat mencemari lingkungan. Para petani diharapkan dapat membuat dan meramu sendiri bahan bahan organik yang ada di sekitarnya dan limbah rumah tangga, seperti sisa-sisa buah dan sayuran untuk menjadi pupuk dan pestisida alami.
Itulah yang menjadi tujuan tiga pengajar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako menyambangi warga Desa Soulove, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sabtu-Minggu, 12-13 Agustus 2023 lalu.
Mereka memberikan Bimbingan Teknis Teknologi Pemanfaatan Limbah Bahan Organik sebagai Biopestisida dan Biofertilizer pada Kelompok Tani setempat. Aksi para ahli hama dan penyakit tumbuhan ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang diprogramkan LPPM Universitas Tadulako.
“Dengan pelatihan pelatihan, bimbingan dan pendampingan ini kami harapkan para petani bisa membuat dan meramu sendiri bahan bahan organik yang ada di sekitar lingkungan petani, seperti sisa-sisa bahan pertanian maupun limbah organik rumah tangga seperti sisa buah dan sayuran untuk menjadi pupuk dan pestisida alami,” sebut Dr. Hasriyanty yang memimpin Tim Pengabdian ini.
Menurut alumni Universitas Tadulako dan Institut Pertanian Bogor ini, pupuk dan pestisida alami itu nantinya dapat digunakan petani dalam budidaya berbagai jenis tanaman. Selain murah dan bermanfaat bahan-bahan itu aman dan ramah lingkungan.
Jadi, paparnya, yang diajarkan kepada para petani ini adalah teknologi sederhana pembuatan mikro organisme lokal maupun eco-enzym dengan cara fermentasi bahan organik dengan bahan dasar dari berbagai sumber yang bisa diperoleh di lingkungan sekitar.
“Kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sepenuhnya dibiayai oleh Fakultas Pertanian di mana kami mengabdi,” imbuhnya.
Ia pun berharap petani dapat mandiri dan tidak bergantung pada pupuk serta pestisida kimia sintesis. Kegiatan ini menyasar tidak kurang 20 anggota anggota kelompok tani Sinar Jaya. ***