JAKARTA, PE – Sebagian warga melakukan aksi penolakan terkait pembangunan pabrik semen di Rembang. Namun, di sisi lain ada warga yang mengklaim mendukung pembangunan tersebut.
Wahyudi selaku koordinator aksi pendukung pembangunan pabrik semen Rembang mengatakan, penolakan sebagian warga itu karena ada pengaruh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tertentu.
“Sebenarnya kami dari warga masyarakat asli Rembang mendukung. Ini (warga) yang menolak karena pengaruh dari LSM dari luar saja,” kata Wahyudi di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Wahyudi menyatakan, peristiwa penolakan tidak hanya terjadi di Rembang.
LSM itu, dia menambahkan, juga pernah menolak pembangunan pabrik semen di Pati, Jawa Tengah.
“Semen Indonesia mau investasi di Pati, ditolak oleh mereka,” ucap Wahyudi.
Dia menuturkan, LSM itu menggandeng warga untuk melakukan penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang.
“Mereka mengajak sebagian warga dan remaja di Rembang untuk menolak,” ujar Wahyudi.
Aksi protes petani Kendeng bermula dari inkonsistensi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhadap putusan Mahkamah Agung mengenai konflik antara warga dengan PT Semen Indonesia.
Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng sebagai organisasi yang dibangun petani Kendeng mengajukan peninjauan kembali (PK) atas putusan PTUN Semarang.
PK dilakukan untuk membatalkan proyek yang dinilai mengancam hidup petani di kawasan pegunungan Kendeng.
(gil/jpnn/PE)