Selanjutnya, diduga korban meninggal dalam perjalanan saat dilarikan ke RSUD Dr Rubini Mempawah guna mendapatkan penanganan medis.
Anak korban juga ikut mengantar ke rumah sakit. Kepolisian Polres Mempawah masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap para pelaku pengroyokan hingga menghilangkan nyawa warga Pontianak itu.
“Ketika kami tiba di Kantor Desa, korban sudah dalam kondisi babak belur. Sementara massa yang datang jumlahnya sangat ramai mencapai 600 orang. Sedangkan jumlah petugas tidak seimbang. Kami kesulitan meminta bantuan personel lantaran jaringan telekomunikasi di Desa Amawang kurang bagus,” aku Kapolres Mempawah, AKBP Dedi Agustono, S.Ik melalui Kapolsek Toho, Iptu Gatot Poerwanto.
Pihak Kepolisian telah berupaya menenangkan massa. Dirinya meminta massa agar tidak tersulut emosi dan menyerahkan permasalahan tersebut kepada pihak kepolisian.
Namun, massa enggan mendengarkan imbauan tersebut dan justru semakin beringas menghakimi korban hingga akhirnya tewas.
“Korban akhirnya meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan massa. Kita akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini,” tegas Gatot.
Tokoh perempuan Kalbar, Karolin Margret Natasa menyoroti teror dan isu penculikan anak yang terjadi di Kalimantan Barat. Kejadian yang berawal dari isu tak jelas tersebut telah memakan korban jiwa.
Teror isu penculikan ini sudah sangat meresahkan dan mulai mengganggu kehidupan masyarakat. Karolin khawatir nantinya isu seperti ini mengancam situasi keamanan di Kalbar.
“Isu ini tidak benar, harap semuanya tenang. Waspada boleh saja, tapi jangan main hakim sendiri. Diharapkan semua dapat menahan diri untuk tidak termakan isu. Percayakan semua kepada pihak kepolisian,” imbau Karolin saat ditemui Pontianak Post.
(wah/ndo)