PALU EKSPRES, PALU – Harga beberapa kebutuhan pokok di Sulawesi Tengah (Sulteng) kurun beberapa bulan terakhir ini, relatif cukup tinggi yang berimbas tingginya standar hidup di daerah ini.
“Saking mahalnya harga-harga, terutama kebutuhan pokok mengakibatkan standar harga juga cukup tinggi di Sulteng,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulteng Patta Tope, menyikapi pernyataan anggota DPRD Sulteng Sonny Tandra pada sesi tanyajawab di Forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sulteng di aula pertemuan kantor Bappeda Sulteng, Rabu (29/3).
Tingginya standar harga di Sulteng lanjutnya, juga sangat berkorelasi dengan tingginya angka kemiskinan di daerah ini. Sesuai laporan terkini, angka kemiskinan di Sulteng pada kisaran 382 Ribu jiwa, dan tergolong relatif tinggi untuk wilayah Pulau Sulawesi.
”Perbedaan angka kemiskinan di beberapa provinsi untuk wilayah Pulau Sulawesi, pada kisaran 100 ribu,” ujarnya.
Kepala Bappeda Sulteng menyarankan, untuk mengatasi tingginya angka kemiskinan di daerah ini, bisa ditempuh melalui pembenahan di sektor transportasi agar tercipta kondisi biaya angkut yang murah.
Caranya, melalui skema pemberian subsidi di sektor jasa transportasi angkutan barang, sehingga bisa memangkas tingginya harga-harga kebutuhan pokok di daerah ini.
“Ini perlu duduk bersama dengan Dinas Perhubungan serta OPD terkait agar bisa segera diselesaikan secepatnya,” imbuhnya.
Patta Tope pada intinya sangat sependapat dengan anggota DPRD Sulteng Sonny Tandra yang menyebutkan bahwa infrastruktur di wilayah Sulteng perlu segera dilakukan pembenahan dan perbaikan. Namun juga yang harus jadi skala prioritas adalah pembenahan segera di sektor transportasi jasa angkutan barang.
Jika permasalahan ini belum bisa diatasi segera, akan sangat berkontribusi pada melonjaknya angka kemiskinan di daerah ini.
Sebelumnya, pada sesi pokok-pokok pikiran yang dipaparkan oleh Zaenal Abidin Ishak dari Komisi III DPRD Sulteng, banyak menyoroti mengenai infrastruktur jalan. Zaenal Abidin menyebutkan, sejumlah ruas jalan dalam kondisi memprihatinkan.
Misalnya, di ruas jalan Tomata-Betheleme. Di titik ini, hanya sebagian yang bisa fungsional dengan baik, sementara sisanya dalam kondisi buruk.