Palu, PaluEkspres.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (KOJK Sulteng) Bonny Hardi Putra menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah per 30 November 2024 tetap terjaga stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
“Perkembangan industri perbankan, terutama pada penyaluran kredit UMKM mengalami peningkatan dengan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman,” kata Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra kepada sejumlah awak media, Jumat (31/1/2025).
Pada posisi 30 November 2025 kata Bonny, penyaluran kredit kepada UMKM mencapai Rp17,77 triliun atau tumbuh 13,69 persen (yoy) dibanding periode yang sama pada 2024 sebesar Rp15,63 Triliun.
Secara bulanan (m to m), total penyaluran kredit UMKM melalui perbankan menunjukkan tren positif. Pada Bulan Juli 2024, penyaluran kredit UMKM tercatat Rp16,74 Triliun, kemudian pada Bulan Juli 2024 tumbuh menjadi Rp16,85 Triliun. Begitupula pada Bulan September 2024 tercatat Rp17,54 Triliun. Kemudian di posisi 31 Oktober 2024 menjadi Rp17,76 triliun, dan November 2024 mencapai Rp17,77 Triliun.
Kualitas NPL pada posisi 30 November 2024 masih terjaga sebesar 2,58 persen atau masih di bawah threshold 5 persen. Kualitas NPL ini menunjukkan tren penguatan sejak bulan Juli hingga November 2024. Di Bulan Juli 2024 misalnya, NPL tercatat 2,80 kemudian menjadi 2,64 lantas di Bulan September tercatat 2,56 persen. Hanya saja pada posisi 31 Oktober 2024, NPL mengalami pelemahan di banding bulan sebelumnya, dari 2,56 persen menjadi 2,61 persen pada Oktober 2024, lantas kembali menguat menjadi 2,58 persen pada 30 November 2024.
“Walau demikian, rasio kredit UMKM bermasalah di Sulteng masih pada level aman,” ujar Bonny.
Secara umum, total kredit perbankan di Sulteng pada posisi 30 November 2024, tercatat Rp58,44 Triliun atau tumbuh 21,02% persen secara year on year (yoy) dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar Rp48,29 Triliun. Secara bulanan (m to m), total penyaluran kredit perbankan di Sulteng juga menunjukkan tren positif. Pada Bulan Juli 2024, penyaluran kredit perbankan tercatat Rp 55,69 Triliun, kemudian pada Bulan Juli 2024 tumbuh menjadi Rp 56,60 Triliun. Selanjutnya posisi 30 September 2024 tercatat Rp 57,26 Triliun, kemudian pada 31 Oktober 2024 tercatat 57,86 Triliun, dan pada 30 November 2024 mencapai Rp58,44 Triliun. (bid/paluekspres)






